5 Tanda Penipuan Online yang Harus Anda Ketahui
Tidak seorang pun, baik gamer, investor cryptocurrency, atau pembelanja online, yang bebas dari ancaman scammer (penipu).
Tidak peduli siapa korbannya atau seberapa canggih skemanya, selalu ada cara untuk mengenali penipuan sebelum terlambat. Pakar keamanan Kaspersky Roman Dedenok mencoba membagikan lima tanda umum penipuan online untuk membantu Anda terhindar dari bahaya.
1. Hadiah menarik hingga rasa takut
Scammer sering memanfaatkan perasaan kritikal dalam diri manusia seperti keserakahan atau ketakutan. Skema pertama, mereka biasanya menjanjikan calon korban hadiah luar biasa.
Misalnya, tunjangan pemerintah yang besar atau cryptocurrency gratis. Skema kedua, melibatkan intimidasi, seperti ancaman untuk mengirim video korban yang menonton film porno ke seluruh kontak atau merusak reputasi situs web perusahaan mereka.
Dalam kedua kasus tersebut, para pelaku kejahatan siber mencoba untuk memangkas kemampuan korban mereka untuk merespons secara rasional. Jika setelah membaca email itu, Anda merasa ingin melakukan persis seperti yang diminta pengirim (mengikuti tautan, mengirim uang, menelepon nomor, dll.), itu sebenarnya adalah tanda peringatan.
Kaspersky menyarankan Anda membaca kembali pesan tersebut dengan seksama. Kemungkinan besar, Anda memang melihat sebuah pesan penipuan, maka jangan hiraukan.
2. Waktu yang sangat sempit
Jika situasi yang melibatkan emosi dapat menyebabkan orang kehilangan daya berpikir kritis, maka rasa “terburu-buru” juga demikian. Scammer mengeksploitasi perasaan tersebut juga, misalnya dengan menetapkan tenggat waktu yang ketat.
Jika sebuah pesan mengatakan Anda hanya memiliki beberapa hari, jam, atau bahkan menit untuk mengklaim hadiah atau pembelian barang sebelum terjual habis, sekali lagi, itu mungkin penipuan.
3. Desain yang amatir
Kesalahan yang jelas dalam sebuah pesan adalah tanda bahaya lainnya. Beberapa mungkin menunjukkan salah eja yang disengaja atau penggantian huruf dengan nomor yang tampak serupa hingga menggunakan rekan optik dari alfabet lain untuk mengelabui filter spam. Apa pun alasan kesalahan ketik, janji “0ne ?ilIion d0llars” adalah tanda bahaya yang pasti.
4. Mencari database
Ketika calon korban mengunjungi situs web penipuan dari email atau pesan obrolan, penipu biasanya mencoba menarik mereka melalui serangkaian tugas sederhana. Mereka mungkin melibatkan survei singkat atau memilih sejumlah kotak yang diduga berisi hadiah.
Cukup sering, para penipu online ini akan memperlihatkan animasi yang diduga menunjukkan pencarian basis data (untuk status pemenang hadiah mereka, misalnya) dan meminta korban untuk mengisi formulir.
Terkadang para korban juga mungkin diundang untuk membaca ulasan atau komentar (palsu) dari “pemenang sebelumnya”. Baru-baru ini, ada obrolan dengan bot yang menyamar sebagai pengacara, konsultan, atau karyawan pendukung.
Terlepas dari detail skenario yang ada, tujuan keseluruhannya sederhana dan jelas: Membuat orang tersebut menginvestasikan sedikit waktu dan membuat mereka tetap di halaman, sehingga semakin banyak investasi yang mereka berikan, semakin kecil kemungkinan mereka untuk menutup halaman saat pembayaran diminta, dan itu pasti akan terjadi.
Saat situs web yang menjanjikan tunjangan besar meminta terlalu banyak data konfidensial yang tidak diperlukan, Anda harus segera menutup laman tersebut.
5. Meminta sedikit biaya di awal
Trik favorit lainnya setelah menggaet korban adalah meminta sedikit biaya, para penipu online ini biasanya akan meminta korban untuk melakukan transfer demi keperluan verifikasi kartu atau pembayaran pendaftaran di beberapa database. Tanpa itu, penipu bersikeras, bahwa korban tidak dapat menerima hadiah yang dijanjikan.
Jumlah yang diminta biasanya cukup kecil dan tidak signifikan dan bahkan mungkin datang dengan jaminan pengembalian di kemudian hari. Biaya ini, tentu saja adalah hal pertama yang dapat dicuri dari korban.
Pada akhirnya tidak akan pernah ada hadiah, melainkan hanya kemungkinan kehilangan lebih banyak apabila korban membagikan detail kartu kredit dengan penipu.
Para pelaku kejahatan siber terus-menerus menemukan cara baru untuk memonetisasi kepercayaan dan kelemahan para pengguna. Cukup dengan mengenali lima bendera merah (red flag) ini, Anda dapat menghindari sebagian besar skema penipuan.