Ambisi Mendorong Transformasi Digital Warung
Pemanfaatan teknologi di masa saat ini kian terasa, sebab berbagai lapisan masyarakat dan aktivitas telah didukung oleh kemajuan teknologi. Hal ini jelas berbeda jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, saat teknologi hanya dapat dinikmati oleh segelintir pihak.
Kala itu, warung tradisional menjadi salah satu pihak yang belum dapat merasakan kemajuan teknologi yang menghadirkan kemudahan bagi penggunanya dalam melakukan sejumlah aktivitas. Padahal, warung tradisional merupakan bagian dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang juga faktor penggerak utama dalam perekonomian Indonesia.
Hal ini mendorong sejumlah pihak untuk menjadikan warung sebagai fokus dari inovasi terkait teknologi guna memajukan UMKM, dalam hal ini warung. Salah satu pihak tersebut adalah Warung Pintar. Sesuai namanya, Warung Pintar menghadirkan berbagai penawaran untuk mendorong transformasi digital warung Indonesia.
“Warung pintar membuka akses bagi para pelaku warung di era digital agar dapat terus berkembang seiring dengan ekonomi di masa mendatang,” ujar CEO dan Co-Founder Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro.
Warung Pintar telah berdiri sejak tahun 2017 dan hingga saat ini telah mengembangkan sebanyak lebih dari 14.500 warung di wilayah Jakarta, Bandung, Surabaya, Banyuwangi, dan Sidoarjo. Perjalanan Warung Pintar mungkin tidaklah semudah yang dipikirkan banyak pihak.
Namun, Warung Pintar dapat berkembang hingga saat ini disebut Agung salah satunya berkat pendanaan yang dipercayakan sejumlah investor kepada pihaknya. Hingga saat ini, Warung Pintar tercatat telah mengantongi pendanaan sebesar USD35,5 juta (Rp515,9 miliar).
Pendanaan ini diberikan oleh investor terdiri dari East Ventures, EV Growth, SMDV, Vertex Ventures, Pavilion Capital, Line Venture, Digital Garage, Agaeti, Triputra, dan OVO. Kehadiran Warung Pintar disebut Agung karena pihaknya percaya bahwa pertumbuhan ekonomi berlangsung dari bawah ke atas, atau dikenal dengan istilah bottom-up.
Agung juga menyebut pihaknya melihat adanya potensi besar dari warung, namun perkembangan maupun dukungan untuk warung dinilai kurang signifikan. Selain itu, sebesar 70 persen populasi masyarakat akar rumput dan peningkatan penggunaan jaringan seluler dinilai tidak berdampak pada usaha kecil ini.
“Dengan adanya perubahan yang sangat signifikan antara usaha kecil dan menengah, 57 juta badan usaha mikro masih belum cukup berkembang.”
Warung Pintar juga menilai bahwa sebagai usaha mikro, warung tidak hanya merupakan tempat bertransaksi, juga tempat berkumpul masyarakat lokal untuk berinteraksi, mengembangkan ide, hingga untuk mobilisasi.
Warung Pintar mencatat saat ini terdapat lebih dari 3,5 juta warung tersebar di seluruh Indonesia. Menyoal tantangan, Warung Pintar menyebut bahwa sebagian besar warung di Indonesia saat ini menjalankan usaha mereka dengan metode yang sama.
Selain itu, Warung Pintar juga menilai ketersediaan akses terhadap edukasi dan operasi warung untuk dapat berkembang lebih baik dan cepat di era digital masih terbatas. Salah satunya terlihat dari segi operasional warung.
Warung Pintar mengaku mencoba mendorong inklusi teknologi untuk warung tradisional Indonesia yang telah terdaftar dalam jaringan Warung Pintar dengan memberikan akses ke teknologi. Salah satu akses teknologi dihadirkan Warung Pintar via kemudahan dalam melakukan pemesanan maupun pengiriman barang.
Akses teknologi juga ditawarkan Warung Pintar dalam hal pencatatan transaksi terintegrasi dalam aplikasi, ditujukan untuk membantu warung dalam merekam data transaksi, meningkatkan efisiensi, mempermudah pemesanan barang hingga pengawasan performa warung.
“Kami pun mencoba menjembatani para pemilik warung dengan pelanggan guna meningkatkan transaksi serta terus memberikan pendampingan dalam bentuk edukasi supaya terjalin komunikasi yang sifatnya dua arah antara Warung Pintar dengan para pemilik warung.”
Disinggung soal respon masyarakat terhadap Warung Pintar, Agung menyebut sambutan masyarakat tergolong positif. Agung juga menyebut bahwa dari data yang mereka peroleh, warung di Indonesia dinilai telah cukup siap untuk digitalisasi.
Dengan menganut visi sebagai golden standard untuk bisnis mikro di Indonesia, sebagian pemilik warung juga dinilai Warung Pintar telah memahami bahwa perusahaannya berupaya untuk terus menciptakan ekosistem lebih efisien sehingga warung dan pemiliknya dapat tumbuh tanpa batas.
Respons positif terhadap Warung Pintar diklaim Agung tidak hanya ditunjukan oleh mitra mereka, namun juga oleh pihak pemerintah. Menurut pemerintah, keberadaan Warung Pintar berjalan beriringan dengan upaya Pemerintah untuk terus menghidupkan UMKM di Indonesia.
Dan menyoal model bisnis yang diusung Warung Pintar, Agung menyebut bahwa perusahaan mengusung sistem rantai pemasok dan manajemen gudang berbasis teknologi. Warung Pintar juga mengupayakan kemudahan bertransaksi maupun pendataan menggunakan aplikasi.
Selain itu, Warung Pintar juga menghadirkan kemudahan mengelola manajemen stok dan pemutusan rantai pasok dalam penyediaan barang di warung. Dengan demikian, harga barang dinilai Warung Pintar akan menjadi lebih terjangkau bagi pemilik warung.
Sementara itu di tengah pandemik Covid-19, Warung Pintar menyebut bahwa kesehatan pemilik warung dan pegawai mitranya merupakan prioritas mereka. Karenanya, Warung Pintar mencoba untuk menggiring perubahan guna menanggapi pandemi maupun norma baru.
“Kami mengusung beberapa pilar utama, yaitu relevansi dengan situasi yang ada dan efisiensi yang berkelanjutan. Kami terus menjaga agar prosedur kerja yang ditetapkan sejalan dengan prosedur yang dianjurkan oleh lembaga-lembaga kesehatan.”
Sebagai respon atas pandemi COVID-19 dan New Normal atau kenormalan baru terhadap keberlangsungan usaha mikro di Indonesia pula, Warung Pintar juga menginisiasi dua layanan baru sebagai solusi bagi pemilik warung, pengguna, maupun mitra perusahaan, yaitu Bantuan Pintar dan Jajan Pintar.
Bantuan Pintar adalah infrastruktur untuk bantuan sosial mulai dari pemesanan, penyediaan, pengiriman, hingga penyaluran bantuan kepada penerima manfaat yang menggunakan jaringan warung, dan hingga bulan Mei 2020 lalu, lebih dari 10 pihak disebut telah terlibat sebagai donatur Bantuan Pintar.
Sedangkan Jajan Pintar sendiri merupakan layanan untuk mempermudah konsumen dalam mengakses warung terdekat, guna memenuhi kebutuhan sehari-hari sambil bergotong royong melalui GerakanWarungSekitar.
Jajan Pintar juga merupakan bentuk edukasi bagi para pemilik warung agar tetap adaptif dengan memaksimalkan penggunaan akun media sosial untuk berjualan melalui WhatsApp, promosi barang dagangan, dan menyesuaikan suplai sesuai kebutuhan pelanggan.