Kenyamanan dan Keamanan Aplikasi Jadi Ujung Tombak Bisnis
Di zaman modern seperti saat ini, aplikasi sudah menjadi andalan bagi banyak orang dalam menemani aktivitas hariannya. Hal ini terungkap dari survei yang baru saja dikeluarkan F5, yaitu Curve of Conenience 2020.
Survei yang dilakukan F5 ini dilakukan mulai dari 25 maret 2020 hingga 13 April 2020. Ini merupakan kelanjutan survei sebelumnya di tahun 2018, melibatkan 4.100 responden, dengan 703 di antaranya adalah responden asal Indonesia.
Hasil yang dikeluarkan survei ini cukup membuka mata banyak orang mengenai pentingnya aplikasi dalam kehidupan shari-hari. Bahkan, beberapa negara seperti Jepang, Asutralia, dan Indonesia, masih mementingkan kenyamanan dalam sebuah aplikasi, dibandingkan keamanannya.
Hal ini berbeda dengan negara seperti China, Hongkong, dan Taiwan yang masih melihat keamanan menjadi faktor sangat penting dalam memilih aplikasi. Sementara negara seperti India dan Singapura ada diantara keduanya, yaitu memilih keseimbangan antara kenyamanan dan keamanan.
Sebanyak 95 persen responden menggunakan aplikasi media sosial untuk menemani aktivitasnya. Selanjutnya aplikasi hiburan (32 persen), banking (16 persen), dan e-commerce (13 persen), menyusul di urutan berikutnya.
Padahal dalam menggunakan aplikasi tersebut, banyak yang mengetahui adanya kejadian pembobolan. Hanya 4 persen responden yang memilih tidak menggunakan aplikasi yang sudah mengalami kegagalan dalam menjaga keamanannya.
Angka ini menurun dibandingkan survei F5 CoC 2018, dengan 72 persen memilih meninggalkan aplikasi yang sudah gagal menjaga keamanan penggunanya.
Dari hasil tersebut, kenyamanan memang masih menjadi faktor yang bisa mengalihkan keamanan dari sebuah aplikasi, termasuk di Indonesia. Pelanggan di Indonesia masih lebih mementingkan kenyamanan (57 persen) dibandingkan dengan keamanan (43 persen).
Bahkan, 27 persen mengatakan bahwa mereka tidak menyadari adanya pelanggaran keamanan di aplikasi yang mereka gunakan. Namun, walaupun aplikasi masih tetap digunakan pelanggan, para pemilik aplikasi harus waspada terhadap gangguan keamanan ini.
Pelanggaran data tidak mempengaruhi perilaku konsumen dalam jangka pendek, tetapi dapat menurunkan kepercayaan pelanggan terhadap brand yang mereka miliki.Sebanyak 43 persen dari responden berharap bisnis dapat melindungi data mereka.
Banyak pelanggan terbiasa dengan proses login melalui profil media sosial mereka (71 persen) dan 62 persen mengizinkan aplikasi media sosial, banking, dan kencan untuk melacak aktivitas telepon.
Perusahaan harus memahami bahwa cara terbaik untuk menumbuhkan bisnis adalah membina hubungan dengan pelanggannya – yang berharap pengalaman mulus dan aman. Namun, memastikan semua harapan itu terwujud adalah sebuah tantangan.
Mulai dari portofolio aplikasi yang rumit, keamanan yang terungkap, hingga visibilitas yang tidak merata. Kami yakin untuk mengatasi tantangan ini, aplikasi harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan tantangan bisnis.