Pandemi Dorong Kedaulatan Teknologi di Indonesia
Kemajuan teknologi di Indonesia disebut mengalami lompatan dan tidak terjadi secara bertahap. Hal ini disebut salah satunya akibat tuntutan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, agar Tanah Air tidak jauh tertinggal dari negara lain.
Namun, sejumlah pihak menilai Indonesia masih lemah menyoal riset dasar dalam penelitian, meski tergolong kuat di penelitian dan hasilnya. Direktur Pemberitaan Media Indonesia Gaudensius Suhardi menyebut ada tiga komponen utama untuk memperkuat penelitian di Tanah Air, yaitu peneliti, dunia usaha dan pemerintah.
Hal ini ia sampaikan dalam program Bedah Editorial MI yang tayang di Metro TV, sekaligus dalam rangka memperingati hari jadi ke-51 Media Indonesia yang jatuh pada Selasa 19 Januari 2021.
Pemerintah dinilai harus menjadi mediator antara dunia usaha dan dunia kampus atau universitas lokasi sebagian besar penelitian terjadi. Selama ini, protokol pemrosesan yang terlalu panjang menyebabkan penelitian oleh peneliti di universitas hanya berakhir di perpustakaan, karena tidak dapat diaplikasikan akibat tidak tersedia dana.
Dunia usaha berperan sebagai penyedia dana yang harus didukung pemerintah dengan mengatur regulasi agar hasil penelitian dapat diaplikasikan. Hal ini telah dibuktikan selama pandemi, dengan dukungan dari pemerintah yang memungkinkan kehadiran teknologi di ranah kesehatan yang mampu membantu masyarakat luas.
Selain itu, pemerintah juga disebut memiliki peran penting dalam membuat lembaga penelitian bergairah dalam menghasilkan karya terbaik mereka. Untuk memberikan iklim baik bagi peneliti, baik individu maupun lembaga guna mendorong kedaulatan teknologi, pemerintah berperan dalam dua hal, yaitu intervensi kebijakan dan anggaran.
Soal kebijakan, pemerintah harus merevisi banyak regulasi termasuk penyediaan anggaran sehingga dapat memberi insentif pada perguruan tinggi dan perusahaan yang mau mengaplikasikan hasil penelitian.
Di era pandemi, Anggota Dewan Redaksi Media Group Elman Saragih juga menyebut bahwa di era pandemi, hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, meski tetap harus didukung oleh kerjasama dari seluruh pemegang kepentingan.
Baik Elman dan Gaudensius menyarankan untuk mengatasi hambatan soal anggaran dan pembiayaan, BUMN dapat membentuk konsorsium guna membiayai seluruh hasil penelitian yang bisa diaplikasikan, serta kolaborasi antar lembaga penelitian di Indonesia.
Selain itu, keduanya juga menekankan pentingnya kepercayaan antara tiga komponen utama pendorong kemajuan teknologi di Tanah Air tersebut. Dengan demikian, Indonesia diperkirakan akan menikmati kedaulatan teknologi dengan kekuatannya sendiri.