Transaksi Pembayaran Real-Time Global Melonjak 41%
Lebih dari 70,3 miliar transaksi pembayaran real-time telah diproses secara global pada 2020, melonjak 41 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketika pandemi Covid-19 secara dramatis telah mengakselerasi tren pergeseran dari transaksi tunai maupun cek menuju pembayaran digital dan real-time. Begitulah laporan global terbaru ACI Worldwide dan GlobalData.
Laporan bertajuk ‘Prime-Time for Real-Time’ yang memasuki tahun kedua diluncurkan pertama kali pada 2020, menganalisis dan memperkirakan volume pembayaran real-time, akun-per-akun, di dunia, khususnya di 48 pasar global. Laporan ini memproyeksikan Laju Pertumbuhan Rata-Rata Tahunan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) untuk pembayaran real-time akan mencapai 23,6 persen dari 2020 hingga 2025.
Indonesia berada pada tahap pengembangan dalam peluncuran sistem-sistem pembayaran real-time. Negeri ini memiliki semua keunggulan untuk menjadi negara yang mengadopsi pembayaran real-time yang sangat besar.
Bank Indonesia (BI) berencana merilis sistem IP (Pembayaran Real Time) yang disebut BI-FAST, sebagai bagian dari Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025. BI-FAST akan menjadi infrastruktur transfer antarbank yang lebih cepat dan segala pembayaran menggunakan kartu.
Ketika pandemi terus mendorong perubahan perilaku konsumen dan dunia bisnis, merchant dan para perantaranya di seluruh ekosistem pembayaran merespons dengan cepat.
Mereka memprioritaskan peralihan ke digital untuk melindungi kelancaran aliran pendapatan (revenue) saat ini dan mencari sumber pendapatan baru melalui pengalaman pengguna yang sepenuhnya digital.
“Pandemi telah menegaskan pentingnya pembayaran digital dan infrastruktur pembayaran yang kuat, sehingga memadatkan inovasi satu dekade menjadi hanya satu tahun saja dan menciptakan perubahan perilaku manusia yang tidak akan kembali lagi seperti dulu, saat nanti kita lepas dari krisis ini,” ujar Jeremy Wilmot, chief product officer di ACI Worldwide.
“Pembayaran real-time telah memungkinkan pemerintah, bekerja sama dengan institusi-institusi keuangan, untuk mengakselerasi pencairan dan pembayaran stimulus ekonomi yang dibutuhkan oleh warganya. Mereka juga memberikan likuiditas real-time ke perusahaan-perusahaan yang harus beradaptasi dengan disrupsi pada rantai pasokan.”
“Pembayaran real-time masih berada pada fase awal di seluruh dunia, dan sebagian besar masih digunakan untuk pembayaran P2P di banyak negara,” kata Samuel Murrant, Lead Analyst, Payments, GlobalData.
“Walau begitu, pandemi ini telah memberikan peluang untuk mengakselerasi pertumbuhan instrumen-instrumen tersebut. Ketika konsumen terbiasa dengan kecepatan penyelesaian pembayaran P2P secara real-time, mereka secara alami akan beralih menggunakannya untuk e-commerce, oleh karena pembayaran online menggunakan kartu masih terbilang lebih lambat dan kurang nyaman.”
“Dari sana, ada potensi untuk merambah pembayaran di toko juga, begitu nanti cukup banyak konsumen yang mengenali merek-merek pembayaran real-time dan basis penggunanya cukup tinggi untuk menghasilkan value yang memadai bagi merchant.”