Sektor Industri Jadi Target Ancaman Siber, Termasuk Indonesia
Ancaman serangan siber tidak hanya kepada individu, tapi juga industri. Kabar buruknya justru ancaman siber ke sektor industri diklaim Kaspersky mengalami peningkatan, termasuk untuk kawasan Indonesia meskipun ada anggapan adopsi teknologi di sektor industri Tanah Air mungkin belum masif seperti di luar negeri.
Kaspersky melihat secara global ada peningkatan persentasi serangan siber terhadap komputer Industrial Control System (ICS) pada paruh kedua tahun 2020 dibandingkan paruh pertama di tahun yang sama. Padahal di tahun 2019 ancaman ini jauh lebih rendah alias menurun.
Secara global sektor industri yang paling banyak terdeteksi menerima ancaman siber adalah otomasi bangunan (46,7 persen), kemudian setelah itu secara berurutan ada minyak dan gas (44 persen), teknik atau engineering (39,3 persen), energi (36,9 persen), dan manufaktur otomotif (35 persen).
ICS sendiri adalah sebutan untuk rangkain sistem kendali pada industri terkait perangkat, jaringan, dan teknologi baik komputer dan sejenisnya yang banyak ditemukan pada proses otomasi industri.
Teknologi otomasi industri sedang diadopsi secara masif terutama dengan hadirnya koneksi 5G yang diklaim semakin kencang, latensi rendah, dan pintar.
Di sesi webinar Kaspersky yang telah digelar, diungkapkan bahwa ancaman siber ke ICS untuk skala global pada paruh kedua tahun 2020 meningkat sebanyak 0,85 persen dari paruh pertama.
Di Indonesia juga demikian, angkanya meningkat sebanyak 1,2 persen persen menjadi 49,7 persen dan Indonesia berada di peringkat ketujuh yang paling banyak menerima ancaman atau serangan.
“Indonesia menempati peringkat ketujuh secara global dalam hal objek berbahaya yang diblokir di komputer industrial pada paruh kedua tahun 2020. Hampir lima dari sepuluh komputer industrial di Indonesia jadi sasaran selama paruh kedua tahun 2020,” ungkap Territory Manager Kaspersky Indonesia, Dony Koesmandarin.
“Ancaman pada komputer ICS sangat berbahaya, dengan potensi untuk mengganggu tidak hanya perusahaan tetapi juga masyarakat. Melihat pertumbuhan dan perkembangan industri dan digitalisasi yang luar biasa di Indonesia, ada kebutuhan yang lebih mendesak untuk menjaga infrastruktur penting kita terlindungi dari para penjahat siber ini,” jelasnya.
Kaspersky secara global mencatat ada peningkatan jumlah keluarga malware yang berhasil diblokir di komputer ICS pada paruh kedua tahun 2020 dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatannya mencapai 30 persen dari paruh pertama tahun 2020 dengan total mencapai 5.365.
Jenis ancaman yang paling sering ditemukan di antaranya usaha mengambil aluh kendali dari jarak jauh lewat alias backdoor lewat perangkat yang terinfeksi malware jenis Trojan, kemudian spyware yaitu program yang dirancang untuk memantau dan mencuri data korban.
Di Indonesia, Dony menyebut sumber ancaman utama berasal dari internet (24,6 persen), malware dari perangkat removable media yang terinfeksi (11,1 persen), dan file berbahaya yang dilampirkan lewat tautan di email (8,6 persen).