Penetration Test Bisa Jadi Tolok Ukur Keamanan Siber

Penetration Test Bisa Jadi Tolok Ukur Keamanan Siber

Data pribadi merupakan informasi penting yang dapat disalahgunakan untuk kepentingan pihak yang tidak bertanggungjawab.

ITSEC Asia menjelaskan bahwa perusahaan atau lembaga yang menyimpan data pribadi perlu melindungi sistem yang dimiliki untuk mencegah terjadinya kebocoran data, salah satunya adalah dengan menguji keamanan jaringan melalui metode Penetration Test.

Menjaga data pribadi penting untuk mencegah kejahatan siber yang menyasar pemilik data, seperti aksi kriminal membuka akun bank, mendaftarkan pinjaman ilegal, penipuan melalui telepon, hingga melakukan penipuan dalam pemilihan umum.

“Keseriusan dan kerja bersama berbagai elemen secara berkelanjutan terutama perusahaan atau lembaga yang memiliki arsip data pribadi masyarakat menjadi kunci dalam mencegah aksi pelanggaran data yang dapat merugikan banyak pihak,” ujar Andri Hutama Putra, Presiden Direktur ITSEC Asia.

Seluruh perusahaan dan lembaga milik swasta, pemerintah maupun asing yang bertanggung jawab menjaga informasi pribadi masyarakat, juga harus menyadari bahwa standar keamanan yang sama tidak dapat digunakan selama bertahun-tahun.

Salah satu hal penting bagi para pemegang data masyarakat adalah melakukan pemeriksaan menggunakan Penetration Test (Pentest), sebuah metode yang dilakukan untuk mengevaluasi keamanan dari sebuah sistem dan jaringan komputer yang berfokus pada antisipasi serangan siber.

Atik Pilihanto, Principal Consultant Incident Response & Threat Hunting ITSEC Asia menjelaskan bahwa evaluasi dalam Pentest dilakukan dengan cara melakukan sebuah simulasi serangan yang hasilnya berguna sebagai feedback untuk pengelola sistem dalam memperbaiki tingkat keamanan dari sistem komputer yang menjadi media penyimpan data.

“Tahapan dalam melakukan pentest idealnya meliputi pencarian celah program atau sistem yang rentan, merancang dan mensimulasikan serangan pada titik rentan tersebut, kemudian memasuki dan mempelajari serangan untuk menetralisir atau memulikan data yang terancam,” jelas Atik Pilihanto.

Atik Pilihanto menjelaskan lebih lanjut, metode pentest semakin dibutuhkan di masa sekarang ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk melindungi data-data penting di dalam aplikasi atau web perusahaan, khususnya ditengah meningkatnya aktivitas digital karena pandemi global Covid-19.

Upaya perlindungan data yang tidak disertai dengan pembaruan teknik perlindungan secara berkala dapat berakibat pada kebocoran data yang masif. Di Indonesia sendiri, dugaan insiden kebocoran data juga makin marak baru-baru ini, seperti dugaan kebocoran data akun pengguna di salah satu e-commerce besar di Indonesia pada awal Mei 2020 atau dugaan kebocoran data BPJS pada bulan Mei lalu, dengan klaim data pribadi 279 juta masyarakat.

Terjadinya insiden-insiden kebocoran data baik dari kasus tersebut atau lainnya dapat disebabkan salah satunya melalui serangan siber. Oleh karena itu ,penting untuk menyadari bahwa dunia keamanan informasi sangat mirip dengan ‘perlombaan senjata’.

Pihak penyerang dan pihak bertahan terus mengembangkan cara-cara revolusioner untuk menyerang dan mencegah kebocoran informasi. 

“Mencegah kebocoran data bukanlah pekerjaan mudah, namun merupakan tanggung jawab pemegang informasi sensitif untuk menjaganya dari pelaku kejahatan dan pelanggaran data,” tutup Andri Hutama Putra.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.