Kaspersky: Ini Bahayanya Aplikasi Kencan Online
Kondisi pandemi Covid-19 saat ini membuat siapapun berusaha menjaga jarak demi mencegah penyebaran virus. Hal tersebut dipastikan ikut berdampak bagi mereka yang masih sendiri atau single dan ingin bisa memiliki pasangan, salah satunya dengan cara menggunakan aplikasi dating atau kencan online.
Aplikasi dating atau kencan online sebetulnya sudah populer sejak lama karena mampu dengan mudah mempertemukan dua orang asing yang ingin menjalin hubungan romansa. Namun aplikasi ini juga harus digunakan dengan hati-hati karena ada banyak bahaya yang mengancam.
Penipuan atau yang di dunia kejahatan siber dikenal sebagai scammer mengancam pengguna aplikasi kencan online. Perusahaan keamanan Kaspersky dalam riset terbarunya dengan sampel berjumlah lebih dari 18.000 responden dari berbagai negara termasuk Indonesia perihal aplikasi kencan online.
Riset mengungkapkan 38 persen responden mereka tidak mau menggunakannya karena takut menjadi korban penipuan. 34 persen responden juga mengakui bahwa mereka tidak mempercayai orang-orang yang ditemukan lewat aplikasi kencan online.
Ada beberapa serangan atau kejahatan siber yang dilakukan lewat aplikasi kencan online. Kaspersky mengungkap bahwa 51 persen adalah penipuan dengan berpura-pura tertarik atau menyukai seseorang. Cara ini dikenal sebagai metode catfishing.
21 persen kejahatan siber dilakukan dengan memberikan tautan situs internet yang berbahaya di dalam percakapan atau saat korban bertukar alamat email dan kontak. 17 persen ancaman yang mengancam adalah pencurian identitas korban lewat bujuk rayu penipu.
Meskipun begitu Kaspersky juga menemukan bahwa hanya 15 persen responden pengguna aplikasi kencan online yang menjadi sasaran pelaku kejahatan siber dan 31 persen yang pernah melakukan kontak dengan pelaku scammer berhasil menghindari serangan atau percobaan kejahatan siber.
“Berkencan online dapat dianggap sebagai petualangan yang berisiko, karena pada awal perkenalan Anda tidak mengetahui informasi apapun tentang satu sama lain. Namun, dengan selalu memperhatikan beberapa tanda bahaya dapat membantu Anda tetap waspada dan mengawasi perilaku digital teman online Anda,” ujar Peneliti Keamanan di Kaspersky, David Jacoby.
Mereka yang terhindar dari kejahatan siber via aplikasi kencan online mengaku bahwa 51 persen responden berhasil mengenali penipu lewat profilnya, 49 persen responden tidak pernah mengirimkan uang saat ke sosok yang dikenal atau mulai akrab di aplikasi kencan. 47 persen responden mengaku menaruh perhatian pada pesan yang dikirimkan oleh scammer dan 21 persen responden curiga saat scammer menolak untuk melakukan video call.
“Siapa pun yang menjelajah ke dalam aplikasi kencan, pada prinsipnya telah bersedia membuka dan mengungkapkan informasi pribadi hingga batas tertentu. Bagaimanapun, untuk mengenal satu sama lain membutuhkan kesediaan untuk berbagi detail tentang diri Anda,” tutur Jacoby.
“Namun di saat keterbukaan ini diiringi dengan kurangnya rasa waspada sehingga membuat Anda tidak berdaya, dan berhasil di eksploitasi oleh para penipu online, maka ini akan menimbulkan risiko besar lainnya,” tambahnya.