7 Tren Industri Keamanan dan Identitas di 2022

7 Tren Industri Keamanan dan Identitas di 2022

Begitu banyak perubahan yang terjadi dalam dua tahun terakhir. Kini, saat kita mulai beranjak bangkit dari pandemi, kita semua menjalani “kenormalan baru” sembari memprediksi apa yang akan menjadi “kenormalan berikutnya.” Makanya kiita terus berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik.

Pada saat bersamaan, kita menyaksikan perubahan besar dalam industri keamanan dan secara langsung atau tidak, kita semua menjadi bagian tidak terpisahkan dari perubahan tersebut. Transformasi digital dan modernisasi membentuk lanskap keamanan tersebut, yang kita ketahui, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Laporan Tren Keamanan 2022 memprediksi faktor kunci untuk mempertahankan dan meningkatkan operasional industri keamanan, sekaligus memberdayakan industri untuk menciptakan nilai bagi organisasi dan orang-orang di dalamnya. Dengan melihat hal-hal tersebut, kita mulai melihat peta perubahan yang terjadi dalam industri.

Kami meyakini terdapat tujuh tren yang akan membentuk industri keamanan berikut faktor pendukung utama, gangguan serta pengubah permainan yang mendorong hal-hal tersebut. Dengan pandemi yang melanda seluruh dunia, ketujuh tren tersebut memiliki kaitan erat dengan industri keamanan dan identitas di Indonesia.

1. Rantai pasokan picu industri keamanan untuk lebih kreatif
Masalah rantai pasokan yang terjadi secara global telah menarik perhatian banyak pihak. Seiring terjadinya kekurangan tenaga kerja, dan melonjaknya permintaan, rantai pasokan global diperkirakan akan terus mengalami kekurangan hingga tahun 2023 mendatang.

Termasuk kekurangan pasokan semikonduktor yang digunakan di berbagai industri di hampir setiap produk yang ada saat ini. Chip sirkuit terpadu ini, yang menjadi basis dari banyak produk keamanan, termasuk kontrol panel, alat pembaca, sensor, hingga detektor.

Situasi seperti ini menyebabkan kesulitan besar untuk mengamankan orang, data, dan aset fisik dari ancaman keamanan yang semakin kompleks dan berkembang. Penyedia jasa keamanan maupun administrator perlu mengelola risiko melalui berbagai strategi dan pendekatan.

2. Faktor keberlanjutan memiliki peran besar dalam pengambilan keputusan bisnis
Ada konsensus yang berkembang bahwa pemerintah, organisasi, dan individu harus mengambil aksi nyata untuk mengatasi isu atau persoalan lingkungan. Konsumen (end user) menuntut pemasok untuk semakin transparan terkait operasional perusahaan, asal produk, dan praktik penelitian maupun pengembangan perusahaan.

Dengan demikian, pertimbangan keberlanjutan bisnis semakin berperan dalam sebuah keputusan bisnis, termasuk keputusan di sektor keamanan dan identitas. Pebisnis di industri keamanan semakin harus mempertimbangkan strategi keberlanjutan seperti apa yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang berperan menciptakan organisasi dengan jejak karbon senetral mungkin.

3. Software as a Service (SaaS) menjadi standar baru
Transformasi digital telah menyebakan terjadinya pergeseran ke model layanan yang didukung oleh komputasi awan. Ini berarti peluang baru dalam bidang keamanan dalam pengelolaan aplikasi kontrol akses, aset fisik, dan data di berbagai platform baru.

Manajemen identitas sebagai sebuah layanan bukan infrastruktur, akan memperluas batas keamanan dan menciptakan peluang baru di bidang manajemen akses dan identitas.

4. Identitas Digital mencapai titik kritis mereka
Identitas digital merupakan perpanjangan dari identitas fisik. Mereka menawarkan cara digital untuk memverifikasi secara aman siapa diri kita supaya bisa bertransaksi dengan aman, bekerja secara produktif, dan bepergian dengan bebas.

Identitas digital (Digital ID), termasuk identitas seluler (mobile ID), merupakan identitas digital yang disimpan dan diautentikasi melalui perangkat seluler. Hadirnya berbagai jenis smartphone serta infrastruktur untuk mendukung transaksi digital tanpa sentuh inilah yang terus mendorong penggunaan dompet digital menjadi lebih dari sekedar sistem pembayaran.

Kombinasi berbagai faktor tersebut membuat identitas digital mencapai titik kritisnya pada tahun ini. Infrastruktur untuk menopang transaksi digital bertumbuh selama tahun 2020 dan2021 bersamaan dengan kebutuhan transaksi tanpa kontak.

Bersamaan, penggunaan aplikasi dompet digital yang menyimpan identitas digital pada perangkat seluler juga menjamur. Faktanya, hasil riset FIS PACE menyebutkan 32 persen pengguna dompet digital saat ini memiliki sedikitnya 3 dompet digital atau lebih – seperti Apple Pay, Google Pay, Samsung Pay dan yang lainnya – yang diunduh pada smartphone mereka.

Dengan pengembangan fitur, jika dibutuhkan, para pengguna juga dapat menambahkan kunci, identitas dan dokumen secara digital ke dalam aplikasi pembayaran mereka, termasuk surat izin mengemudi, informasi vaksinasi Covid-19 yang bisa diverifikasi, kunci kamar hotel, dan identitas karyawan perusahaan.

5. Dunia kerja masa depan ada di sini
Dengan kerja remote semakin umum dan kecenderungan bahwa model kerja hybrid dipertahankan, keamanan telah berubah dan berfokus pada teknologi tanpa sentuh, perlindungan data, dan peningkatan kenyamanan untuk pengguna.

Evolusi ini termasuk pemanfaatan teknologi yang terintegrasi yang berpengaruh pada aspek kesehatan dan keselamatan karyawan maupun keamanan data, di mana pun lokasinya.

Strategi zero-trust merupakan sistem siber yang dikelola bersama physical spaces dan autentikasi berkelanjutan. Untuk setiap perangkat di dalam jaringan, mulai dari peripherals hingga access points, implementasi keamanan harus mencakup kontrol yang ketat sesuai dengan standar.

6. Biometrik tanpa sentuh menjadi daya tarik baru
Persepsi menjadi tantangan utama dalam mengadopsi sistem biometrik, namun pada saat bersamaan, semakin banyak konsumen yang sebenarnya telah menggunakan biometrik untuk mengamankan smartphone dan data yang tersimpan didalamnya.

Hal ini menyebabkan munculnya pertimbangan baru dalam menerapkan solusi keamanan, termasuk bagaimana memastikan privasi mengingat teknologi baru mendorong kecepatan dan kinerja tanpa batas.

Sepanjang tahun 2022 dan seterusnya, kombinasi penerapan biometik dan solusi manajemen identitas berbasis cloud kami yakini siap berinteraksi secara lebih aman dan cepat dengan teknologi untuk mengakses tempat ataupun hiburan, seperti acara olahraga, pertunjukkan teater, atau konser.

Biometrik ini sendiri sudah digunakan pada layanan perbankan dan keuangan, jadi kami rasa biometrik sidik jari akan berkembang menjadi aplikasi yang lebih luas.

Faktanya, solusi biometrik akan menjadi standar acuan dari sistem manajemen identitas berbasis cloud. Nilai pasar dunia untuk sistem pengenalan wajah diperkirakan mencapai USD 3.86 miliar pada tahun 2020 lalu, dan diperkirakan akan melonjak menjadi USD12,11 miliar pada tahun 2028 mendatang.

Teknologi biometrik menjadi sebuah terobosan besar dari kontrol akses secara konvensional yang berarti nantinya akan banyak peluang baru untuk hanya menggunakan sidik jari dan wajah saat berinteraksi dengan teknologi akses kontrol.

Indonesia sendiri telah menunjukkan beberapa indikator meningkatnya kesadaran akan pengunaan teknologi biometrik. Sebagai contoh, operator bandara di Indonesia PT Angkasa Pura II sedang mengembangkan sistem biometrik wajah dalam pemrosesan penumpang tanpa sentuh di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Penggunaan awal teknologi tersebut rencananya akan digunakan untuk checkpoint keamanan 2 di terminal 3 keberangkatan domestik, menggantikan perlunya penunjukkan dokumen fisik. Aplikasi pengenalan wajah sedang dalam tahap uji coba, sembari menunggu persetujuan dari Direktorat Keamanan Perhubungan Kementrian Perhubungan.

Diketahui juga, Indonesia telah menerapkan penggunaan teknologi biometrik dalam penerbitan paspor. Selain itu teknologi yang sama juga digunakan untuk keperluan pendaftaran imigrasi di Bali bagi orang asing.

7. Peran penting Data Science
Industri keamanan ada untuk bisa memanfaatkan peningkatan jumlah data yang didapatkan dari seluruh perangkat dan titik akses, termasuk informasi digital yang bisa digunakan untuk membuat operasional keamanan menjadi lebih efisien, bisa berjalan sendiri, dan efektif.

Adopsi pengelolaan data yang didukung oleh kecerdasan buatan dan machine learning, membuat data itu sendiri menjadi sesuatu yang berharga bagi tim IT maupun keamanan.

Mengintegrasikan sejumlah kemampuan tersebut dengan baik ke dalam sistem keamanan digital maupun fisik, akan memastikan respon cepat dalam menghadapi ancaman dan mitigasi, membantu perusahan beralih dari pencegahan ancaman ke prediksi ancaman, sehingga manajemen risiko menjadi lebih efektif dan operasi keamanan lebih efisien.

Tidak diragukan lagi bahwa kita masih menghadapi tantangan di masa pandemi ini tentang apa yang kita lakukan, sebagai sebuah industri, apa yang bisa kita capai dan apakah itu bisa memberikan dampak transformatif.

Hal ini menjadi penting apabila kita tidak hanya bisa mengindentiikasi apa yang berubah, melainkan juga menciptakan keuntungan dan menjadi lebih baik di apa yang sedang kita jalankan. Menyatukan dan mendasari tren yang dibahas merupakan sebuah kebutuhan untuk beradaptasi lebih cepat, menghadirkan pengalaman digital dan fisik yang luar biasa, serta memanfaatkan inovasi terobosan dalam solusi dan layanan.

Pengalaman digital memungkinkan pembentukan kembali keamanan, dengan perangkat yang saling terhubung meningkatkan standar apa yang dapat diamankan dan bagaimana.

Harapannya, keamanan seperti seluruh aspek lain dalam perusahaan, bisa dan akan membawa teknologi untuk bekerja lebih baik dan pintar dalam mengamankan reputasi, orang dan aset perusahaan.

(Alex Tan, Commercial Director, Physical Access Control Solutions, Asean, HID Global)

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.