Indonesia Harus Siap Melihat Peluang dan Tantangan Big Data

Indonesia Harus Siap Melihat Peluang dan Tantangan Big Data

Indonesia harus siap melihat peluang dan tantangan big data. Semua bidang bakal menggunakan big data mulai dari bisnis, transportasi, serta pendidikan.
 
Pemanfaatan data dalam bisnis mulai banyak dilakukan. Namun, era Big Data yang digadang-gadang bisa memudahkan banyak sektor pekerjaan nyatanya juga tidak gampang diimplementasikan.
 
Berdasarkan survey Sharing Vision pada 2016 di Indonesia, sebanyak 74 persen responden mengaku mengadopsi big data dalam menunjang pengambilan keputusan. Namun, sebanyak 48 persen responden mengatakan, kendala utama dalam adopsi big data adalah sumber daya manusia, di mana kompetensi yang paling dibutuhkan dalam mengolah big data adalah big data analytic.
 
Refocus, platform pendidikan online yang fokus menghadirkan kelas edukasi seperti digital marketing dan data analisis melihat Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan dalam memanfaatkan teknologi Big Data, khususnya dari segi pengelolaan data yang ada.
 
CEO & Founder Refocus Education Project Roman Kumay Vyas mengatakan, salah satu kunci untuk melakukan analisa Big Data tentunya adanya ketersediaan data dan akses terhadap data.
 
Di Indonesia, data untuk berbagai jenis kebutuhan sudah tersedia dan banyak, namun sumbernya tersebar sehingga dibutuhkan usaha lebih untuk mendapatkan data terpadu secara nasional.
 
Begitu juga dengan masalah keamanan, setiap konsep teknologi yang canggih memiliki beberapa celah dalam bentuk masalah privasi dan keamanan.
 
“Keamanan siber hanya bisa terjamin apabila ada sinergitas pihak terkait sehingga dapat mendukung terlaksananya sistem yang diimplementasikan,” katanya.
 
Dia menyebut pengelolaan Big Data di Indonesia belum berjalan baik. Salah satu penyebabnya karena ahli dalam Big Data di Indonesia masih kurang.
 
“Minimnya generasi muda yang mengetahui tentang pentingnya pengelolaan Big Data menjadi salah satu sebab dan diharapkan dapat teratasi untuk beberapa tahun ke depan,” katanya.
 
Roman mengungkapkan untuk memanfaatkan big data, pemerintahan, organisasi, maupun perusahaan harus memiliki SDM yang kompeten dalam bidang analitik data, memiliki kemampuan pemograman yang tinggi, dan tanggap terhadap perkembangan teknologi informasi.
 
“Di Refocus, kami berfokus untuk mengedukasi lebih dari 1 juta profesional di bidang IT untuk mengatasi gap ketersediaan SDM di berbagai industry,” kata Roman.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.