ITB Punya Rusun Khusus Dosen Muda di Jabar Pada 2017
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Jabar membangun enam rumah susun (rusun) di lingkungan pesantren dan kampus. Keenam rusun itu dibangun di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, dan Kota Bogor.
Kepala SNVT Penyediaan Perumahan Jabar, Priyo Susilo mengatakan, pembangunan enam rusun itu nantinya akan menggunakan biaya dari APBN 2017 dengan nilai kontrak mencapai Rp 64 miliar. Adapun proses pembangunan keenam rusun, kata dia, sudah dimulai sejak pra contruction meeting (PCM) dilakukan di Kota Banudng kemarin.
“Setelah PCM ini, dalam waktu dekat ini sudah mulai ada pergerakan alat berat untuk mulai membangun. Karena PCM ini merupakan awal menyepakati kontrak dari hasil lelang,” kata Priyo kepada Tribun di Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, Kamis (23/2/2017).
Dikatakan Priyo, dua dari enam rusun itu dibangun di lingkungan kampus ITB Jatinangor di Kabupaten Sumedang dan Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor di Kota Bogor. Sedangkan tiga rusun lainnya dibangun di lingkungan pesantren di Tasikmalaya dan Ciamis. Adapun satu rusun untuk korban bencana bencana banjir Sungai Cimanuk, Kabupaten Garut.
“Di Jabar sudah terbangun 232 rusun sejak 2005. Karena penduduknya terbesar di Indonesia jadi jumlah rusun itu dampaknya belum begitu terasa sehingga masih perlu dibangun kembali,” kata Priyo.
Tak hanya membangun enam rusun, Priyo mengatakan, pihaknya juga berencana membangun enam rusun lagi pada 2017. Rencananya keenam rusun itu dibangun di Kabupaten SUkabumi, Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kabupaten Bogor, dan Kota Bandung.
“Rusun yang akan dibangun itu nantinya dikhususkan untuk para pekerja di lingkungan industri. Tapi ini masih menunggu usulan dari pemerintah daerahnya dan penerima manfaat,” kata Priyo.
Pejabat Pembuat Komitmen Rusun dan Rumah Khusus SNVT Penyediaan Perumahan Jabar, Ardhian Bina Putra, mengatakan, pembangunan enam rusun itu ditargetkan rampung sebelum akhir 2017 atau sekitar Oktober-November. Ia mengatakan, pembangunan ruusn itu memang merupakan program strategis untuk mengurangi angka backlog atau tidak memiliki hunian untuk para pegiat kampus dan santri.
“Semakin meningkatnya jumlah penduduk itu sudah secara otomatis ruang huni akan semakin sempit. Dengan dibangunnya rusun ini untuk mengedukasi atau pancinagan sekaligus memberdayakan pegiat kampus dan santri supaya mereka lebih bisa beradaptasi nantinya tinggal di vertikal house,” kata Ardhian.
Dikatakan Ardhian, tipe rusun yang dibangun untuk pegiat kampus dan santri itu berbeda dari rusun pada umumnya. Menurutnya, kondisi rusun untuk dosen itu seperti rumah tipe 24, sedangkan untuk santri kondisinya seperti hall.
“Untuk rusun khusus santri ini dibangun tiga lantai, kalau untuk pegiat kampus tingginya lima lantai. Khusus di lingkungan ITB Jatinangor, yang akan memanfaatkannya nanti dosen muda,” kata Ardhian. (cis)
Sumber : Tribun