Mendikbud Larang Siswa Lakukan Skip Challenge

Mendikbud Larang Siswa Lakukan Skip Challenge

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dengan tegas melarang siswa untuk melakukan aktivitas Skip Challenge yang belakangan ini ramai beredar di media sosial. Muhadjir mengaku prihatin melihat para siswa yang melakukan aktifitas berbahaya tersebut.

Dia juga menghimbau para guru dan kepala sekolah untuk memberikan perhatian khusus terhadap aktivitas siswa di sekolah. “Permainan Skip Challenge sangat berbahaya bagi siswa, dan ini harus diberikan larangan keras. Guru dan Kepala Sekolah perlu memberikan perhatian terhadap aktivitas siswa di lingkungan sekolah,” ujarnya di sela kunjungan kerjanya ke Bandung.

Dia menuturkan, siswa perlu diberikan pemahaman jika Skip Challenge tersebut sangat membahayakan baik dalam jangka pendek maupun panjang. “Apa yang dilakukan sewaktu muda, akan memberikan dampak saat sudah tua. Permainan tersebut sangat membahayakan, dan akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa,” katanya.

Skip Challenge atau juga disebut pass out challenge adalah tantangan dengan cara menekan dada selama mungkin yang membuat kadar oksisgen ke jantung berkurang, dan bahkan menyebabkan pingsan. Video yang berisi tantangan ini sedang beredar di Instagram dan juga di Youtube. Banyak siswa menganggap bahwa aktivitas tersebut merupakan pengalaman yang menegangkan dan menyenangkan.

Menurut Muhadjir, siswa sebaiknya melakukan aktivitas yang positif dalam mengekspresikan diri. “Aktivitas siswa saat-saat jam istirahat dan jam pulang sekolah perlu menjadi perhatian sekolah. Aktivitas yang membahayakan harus segera diberhentikan,” ujarnya.

Dampak dari skip challenge, dapat berimbas pada kerusakan sel-sel otak. Lebih jauh dalam jangka panjang dapat berakibat fatal seperti terjadinya kerusakan otak dan kelumpuhan organ-organ vital lainnya.

Muhadjir mengatakan, praktisi kesehatan bahkan telah melarang tantangan yang berbahaya ini. Namun, masih banyak yang belum memahami risikonya.

Mantar Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu juga mengajak orang tua dapat lebih aktif berkomunikasi dan memantau aktivitas anak-anaknya. Disampaikannya, peran orang tua untuk memberikan pemahaman tentang risiko aktivitas berbahaya seperti skip challenge sangatlah penting.

Sumber : PikiranRakyat

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.