Aplikasi Presensi Karyawan di Ponsel

Aplikasi Presensi Karyawan di Ponsel

Vincentius Kurniawan (21), lulusan Program Studi Teknik Informatika Universitas Multimedia Nusantara (UMN) tergerak untuk berinovasi membuat aplikasi presensi karyawan di dalam ponsel. Vincentius bercerita, saat masih duduk di bangku perkuliahan, ia mengikuti lomba yang diadakan salah satu perusahaan dengan membuat inovasi aplikasi presensi karyawan.

Ide tersebut ia lanjutkan dengan memasukkan algoritma saat ia mengerjakan proyek tugas akhir atau skripsi.

Ide membuat aplikasi presensi karyawan berawal dari pengamatannya tentang mobilitas karyawan yang tinggi. Banyak karyawan yang harus bekerja di luar kantor.

“Tujuan buat teman-teman yang di dunia kerja itu butuh mobilisasi tinggi. Jadi kenapa sih absen (mengisi presensi) harus datang ke kantor, harus pake finger print, tapping, padahal kan kalau kerjanya di mal, working space, atau kerjanya yang harus ke client-client, kan susah,” ujar Vincentius.

Oleh karena itu, Vincen pun berinovasi menggunakan sistem Android di ponsel.

Aplikasi presensi karyawan mampu membuat penggunanya memberitahukan kehadiran mereka dalam bekerja dari koordinat tertentu tanpa harus datang ke kantor.

Koordinat-koordinat itu ditentukan oleh perusahaan berdasarkan lokasi para karyawannya yang bekerja di luar kantor.

“Tujuannya absennya biar fleksibel pakai handphone. Jadi sistemnya itu dia bisa absen kalau di koordinat tertentu,” kata dia.

Aplikasi presensi karyawan diintegrasikan dengan teknologi global positioning system (GPS). Aplikasi tersebut mendeteksi wajah orang yang melakukan presensi atau face recognition.

Menurut Vincentius, kini inovasinya itu diminta salah satu perusahaan untuk dibuat sebagai bisnis.

Dia menyebut banyak hal yang masih harus digali dan dikembangkan dalam aplikasi tersebut sebelum benar-benar digunakan untuk bisnis.

Membuat inovasi seperti yang dilakukan Vincentius dapat dimulai dengan melihat persoalan-persoalan yang terjadi di sekitar.

Vincentius menuturkan, banyak ide yang bisa digali dari persoalan yang ada.

Dia mencontohkan, seorang progammer bisa saja menciptakan aplikasi untuk memanggil ambulans dengan menekan tombil pada ponsel tanpa menelepon, juga membuat sistem antrean pasien di rumah sakit.

Vincentius berpesan, kembangkanlah solusi dari berbagai persoalan yang ada.

“Sebenarnya kalau buat ide itu banyak. Masalah sekarang itu banyak banget karena kan sekarang semua lari ke digital. Lebih berani aja untuk mengeksplor masalah-masalah, jangan takut,” ucapnya.

Pada hari ini, Vincen menjadi 1 dari 284 wisudawan yang lulus pada wisuda XI UMN yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) CBD Serpong, Tangerang Selatan.

Setelah menyelesaikan program strata satu, Vincen langsung mendapatkan beasiswa program master di Universiti Tunku Abdul Rahman, Malaysia.

Sumber : Kompas

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.