Apakah Berutang Bikin Hidup Makin Susah

Apakah Berutang Bikin Hidup Makin Susah

Masalah utang piutang selama ini berkonotasi erat dengan persoalan finansial nan pelik dan berat. Orang yang berutang dinilai sebagai orang yang miskin atau tidak memiliki kemampuan finansial mencukupi. Di sisi lain, memberi bantuan utang pada orang lain atau berpiutang juga sering dianggap sebagai biang permasalahan di kemudian hari.

Pengutang mengemplang, hubungan pertemanan yang putus akibat utang, dan lain sebagainya. Utang menjadi momok yang ditakuti. Tapi, benarkah berutang hanya akan membuat hidup kita semakin susah? Memang, memiliki utang mengindikasikan secara finansial seseorang itu belum mencapai kebebasan keuangan.

Memiliki utang juga membuat ruang gerak keuangan seseorang menjadi terbatas. Belum lagi beban psikologis karena merasa memiliki tanggungan. Apakah Anda juga merasakan hal serupa? Sebenarnya, memiliki utang tidak perlu menjadi masalah besar ketika Anda berutang dengan mematuhi prinsip-prinsip keuangan yang sehat.

Bila Anda bisa mematuhi aturan dasar dalam berutang, menanggung beban pinjaman seharusnya tidak membuat hidup Anda susah. Apa saja prinsip berutang sehat agar hidup Anda tidak makin susah hanya karena menanggung pinjaman? Simak beberapa hal berikut ini:

1.Jangan berutang lebih dari 30 persen penghasilan

Banyak orang terperangkap masalah utang karena tidak pandai mengukur kemampuan keuangan. Dalam prinsip keuangan yang sehat, Anda hanya diperbolehkan menanggung utang di mana beban pembayaran utang tersebut tidak melebihi 30 persen dari nilai pendapatan rutin Anda.

Sebagai contoh, penghasilan Anda per bulan adalah Rp 10 juta. Maka, besar total beban cicilan utang, mulai dari utang KPR, utang kartu kredit, utang lain-lain, hanya boleh sebesar maksimal Rp 3 juta.

Sebagian perencana keuangan membolehkan porsinya hingga 40 persen bila utangnya berjenis utang produktif. Cicilan KPR dinilai sebagai utang produktif karena diasumsikan harga tanah terus naik.

Bila Anda menjaga rasio utang Anda di angka yang sehat seperti ini, hidup Anda tidak akan makin susah hanya karena memiliki cicilan utang.

Sebaliknya, Anda hanya akan menuai masalah bila mengambil utang di mana cicilannya melampaui porsi tersebut. Jadi, cerdaslah dalam mengambil utang.

2.Hindari utang untuk hal konsumtif

Hal yang konsumtif maksudnya adalah hal yang habis terpakai atau tidak memiliki nilai investasi (produktivitas). Misalnya, Anda berutang untuk membeli laptop mahal yang nilainya akan terus menurun dari tahun ke tahun. Laptop tersebut bisa disebut produktif bila memang akan membantu produktivitas Anda secara finansial.

Misalnya, menjadi modal kerja sebagai penulis. Sebaliknya, bila pembelian tersebut sekadar untuk memenuhi lifestyle yang tidak bernilai produktif, urusannya bisa runyam.

Terlebih bila porsi cicilannya melampaui batas kemampuan Anda, kemungkinan besar utang ini akan membuat hidup Anda makin susah. Pasalnya, utang yang Anda ambil tidak akan memberi nilai lebih secara ekonomi bagi Anda.

3.Membayar utang dengan utang tanpa hitungan cermat

Banyak orang terjerat masalah utang sampai akhirnya dikejar-kejar oleh pemberi utang. Jelas saja hidup makin susah karena hal itu. Yang lebih parah, untuk menyelesaikan utang tersebut, tidak sedikit orang yang mengambil utang baru. Istilah umum, gali lubang tutup lubang.

Dalam kamus keuangan, gali lubang tutup lubang bisa disebut sebagai refinancing. Langkah refinancing sah-sah saja dan justru bisa menjadi langkah penyelesaian tepat bila hitungan Anda jeli. Misalnya, membayar utang lama dengan utang baru yang biayanya lebih murah.

Sebaliknya, langkah “gali lubang tutup lubang” bisa berbalik menjadi boomerang bila hitungan Anda salah. Yang terjadi, utang Anda semakin bertumpuk dan sudah pasti hidup terasa makin susah.

4.Tidak segera membereskan utang saat ada rezeki lebih

Para perencana keuangan selalu menekankan, ketika Anda memiliki pendapatan lebih, apakah itu berupa tunjangan hari raya, bonus tahunan, atau bonus kinerja, prioritas utama pemanfaatan adalah untuk membayar utang.

Yang terjadi selama ini, banyak kalangan yang justru menggunakan rezeki lebih mereka untuk keperluan konsumtif seperti berbelanja aneka rupa. Misalnya, saat Anda mendapatkan bonus dalam jumlah cukup besar, mengapa tidak memanfaatkannya untuk mengurangi pokok utang KPR?

Mengurangi pokok utang dapat membantu Anda memangkas beban cicilan selanjutnya. Itulah beberapa hal yang sering orang abaikan perihal berutang. Berutang adalah hal yang lumrah dan sah-sah saja dalam pengelolaan finansial. Yang terpenting, Anda mematuhi prinsip-prinsip penting terkait utang agar beban utang tidak membuat hidup semakin susah.

Sumber : Kompas

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.