Huawei Implementasikan Teknologi 5G Ramah Lingkungan
Huawei memperkenalkan konsep energi ramah lingkungan bertajuk Huawei 5G Power untuk mendukung implementasi jaringan 5G. Jaringan 5G diprediksi akan membutuhkan lebih banyak energi daripada jaringan 4G.
Dalam gelaran Huawei Global Analyst Summit 2019 pada 16-18 April di Shenzhen, Tiongkok, Huawei mendorong transisi solusi energi industri telekomunikasi yang signifikan. Ini sama halnya ketika industri ponsel berevolusi menjadi industri smartphone.
“Sebagai pemimpin inovasi dalam sektor energi perangkat jaringan, Huawei 5G Power berangkat dari ide tentang produk penyedia energi tunggal menjadi solusi cerdas end-to-end yang terintegrasi. Hal tersebut akan membantu para operator telekomunikasi dalam mengurangi emisi karbon dan bersama-sama mengemban tanggung jawab social untuk dunia yang lebih baik,” ujar President Bisnis Energi Telekomunikasi Huawei, Peng Jianhua melalui keterangan tertulisnya.
Konsumsi daya sebuah BTS 5G akan lebih besar daripada 4G. Sementara untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kapasitas jaringan di era 5G tentunya akan membutuhkan banyak BTS. Otomatis hal tersebut akan berdampak terhadap meningkatnya penggunaan energi.
“Operator tentunya akan berhadapan dengan berbagai tantangan terkait pasokan daya, kapasitas perangkat pengubah arus dan baterai, distribusi listrik dan sistem pendingin. Peningkatan jumlah perangkat yang terus bertambah dan penggunaan jaringan berfrekuensi tinggi akan memicu tingginya biaya perawatan dan sumber daya yang harus dikeluarkan operator. Solusi energi tradisional saat ini tentunya tidak dapat memenuhi kebutuhan akan implementasi jaringan 5G yang terjangkau dan cepat,” papar Peng.
Huawei 5G Power menghadirkan solusi yang sederhana, cerdas dan efisien lewat konsep rancangan ‘one site, one cabinet’ and ‘one band, one blade power’. Tujuannya untuk menunjang implementasi jaringan 5G secara cepat.
“Berdasarkan hitungan kami, solusi ini akan mendapat keuntungan dalam hal Time To Market (TTM) jaringan 5G yang bisa dipercepat hingga 30%, biaya pemeliharaan situs pemancar 5G berkurang hingga 10-30 persen, serta biaya operasi keseluruhan akan lebih efisien hingga 40 persen,” tandas Peng.
Huawei meyakini bahwa sinergi adalah arah baru untuk pemenuhan kebutuhan energi telekomunikasi di masa depan. Artinya, seluruh perangkat akan dikelola secara sinergis mulai dari pemasok daya, situs pemancar, jaringan, serta bisnisnya.
“Hal tersebut akan membantu operator untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi penggunaan energi yang tidak diperlukan,” jelasnya.
Perkembangan implementasi teknologi 5G sendiri akan berlangsung dengan cepat dalam tiga tahun ke depan. Saat ini Huawei telah mengantongi 40 kontrak komersial 5G dan mengapalkan lebih dari 60.000 BTS 5G di seluruh dunia. [dEe]