Adopsi 5G di Indonesia Mungkin Baru Sempurna Tahun Depan
Teknologi jaringan 5G masih dinilai sebagai standar teknologi telekomunikasi tercanggih saat ini di dunia. Di bulan Oktober pada forum Huawei Global Mobile Broadband ke-13 disebutkan bahwa sudah ada lebih dari 230 operator telekomunikasi di seluruh dunia yang mengkomersialkan layanan ini.
Di Indonesia, Telkomsel menjadi yang pertama mengumumkan komersialisasi jaringan 5G untuk telekomunikasi di Tanah Air yaitu di tanggal 24 Mei 2021 dan setelah itu disusul operator seluler lain.
5G sebenarnya sudah lebih dulu hadir sebelum dikomersialisasikan namun pemanfaatannya saat itu diprioritaskan untuk kebutuhan industri lewat gerakan transformasi digital. Hal ini untuk mewujudkan Revolusi Industri 4.0 yang mengandalkan internet super cepat serba terkoneksi.
Bagaimana dengan kehadirannya untuk telekomunikasi di sepanjang tahun 2022? Banyak pihak menilai bahwa adopsi 5G akan lebih cepat dibandingkan migrasi 3G ke 4G, namun tampaknya hal tersebut baru akan sempurna di 2023.
Jangkauan 5G Terbatas dan Masih Eksklusif
5G memang dibanggakan karena lebih kencang dari 4G, proses migrasinya juga dipercaya lebih cepat dibandingkan era kehadiran 4G. Di lapangan kehadirannya memang jauh dari kata merata alias masih terbatas.
Telkomsel di tahun 2021 ketika baru mengkomersialisasikan 5G hanya tersedia di lima kota besar seperti Surabaya, Makassar, Batam, Denpasar dan Bandung. Di Jakarta juga hanya beberapa titik, hal ini mungkin terkait bisnis dan perhitungan early adopter termasuk potensi pemanfaatan 5G.
Kesan eksklusif ini ditambah dengan kehadiran 5G pada acara-acara tertentu, misalnya Moto GP Mandalika, Formula E, hingga rangkaian KTT G20. Di sini bisa dlihat bahwa 5G ditujukan untuk destinasi wisata dan menarik minat investor mancanegara.
Meskipun begitu bukan berarti pembangunan lambat, Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Merza Fachys menegaskan bahwa kehadiran 5G disesuaikan dengan aplikasi yang dibutuhkan.
Semua pihak mungkin setuju bahwa internet kencang sekelas 5G akan sangat disayangkan apabila hanya digunakan untuk membuka media sosial dan browsing internet. Namun tetap ada kesadaran bahwa kebutuhan edukasi mengenai potensi 5G sangat penting untuk mempercepat adopsi atau pemanfaatannya.
Produsen Smartphone Berkontribusi Penting
Jelang komersialisasi 5G di Indonesia pada pertengahan tahun 2021 sebenarnya sejumlah merek atau produsen smartphone telah merilis perangkat atau handset yang sudah 5G ready. Langkah ini bersinergi dengan operator telekomunikasi untuk menciptakan basis early adopter.
Tanpa ada early adopter yang mau menjajal kualitas awal jaringan 5G maka proses adopsi atau migrasi pengguna layanan seluler alias telekomunikasi masih betah di 4G. Apalagi saat itu 5G dihadirkan dengan paket harga khusus.
Saat itu Telkomsel menawarkan paket 5G dengan koneksi hingga 20Gbps atau 20 kali lipat lebih cepat dari 4G untuk kecepatan download. Harga Rp26 ribu untuk kuota dara 128GB.
Tentu saja 5G menjadi terasa eksklusif, jangan lupa, area jangkauannya juga masih terbilang di titik tertentu. Beruntung produsen atau vendor mau menyediakan smartphone 5G ready dengan banderol harga yang terjangkau, mereka memilih untuk menghadirkan di smartphone spesifikasi kelas menengah.
Kini produsen smartphone sangat optimistis dengan kecepatan adopsi 5G dibandingkan era 3G ke 4G. Harga smartphone 5G sudah ada yang dibanderol untuk kelas entry-level, mulai dari kisaran Rp1,8 juta.
Namun produsen smartphone juga berkaca ke kondisi konsumen dan lapangan bahwa dengan jangkauan 5G yang belum merata maka masih ada banyak konsumen yang merasa belum membutuhkan 5G.
Makanya di tahun 2022 tidak hanya pilihan smartphone 5G yang beragam dari kelas entry-level, menengah, hingga high-end tapi produsen tetap menyediakan varian yang masih mentok di layanan 4G.
5G Kencang, tapi Pemerintah Mau 4G Merata Dulu
Sebenarnya tidak salah jika adopsi 5G masih jauh dari sempurna dan tidak merata. Pemerintah sendiri lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan di paruh kedua tahun ini target untuk membuat jaringan 4G merata di Indonesia tahun 2022.
Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo, Ismail, menuturkan bahwa 4G akan menjadi standar baru menggantikan 3G dan saat ini masih ada desa di bagian Indonesia yang belum mendapatkan sinyal 4G.
Sebelumnya beredar kabar bahwa frekuensi yang di jaringan 3G akan dialokasikan untuk 5G. Makanya Ismail menyebut pembangunan dan pemerataan 5G serta 4G akan berjalan bersama-sama.
Ismail menaruh harapan bahwa implementasi 5G mulai merata tahun 2025, bisa jadi adopsinya akan sangat besar dengan ketersediaan akses jaringan pada tahun depan, kita lihat saja.