Adopsi Teknologi Percepat Pertumbuhan Bisnis Asia Tenggara di Pandemi
Perusahaan teknologi penyedia solusi dan perangkat bisnis segmen enterprise mengklaim bahwa bisnis di Asia Tenggara termasuk Indonesia terus bertumbuh di tengah kondisi pandemi COVID-19 yang kini genap berusia dua tahun.
Pandangan ini disampaikan oleh Christanto Suryadarma yang baru ditunjuk untuk menjabat Sales Vice President Zebra Technologies. Dia melihat bahwa di kondisi pandemi saat ini justru mendorong perusahaan atau bisnis semakin sadar untuk adopsi teknologi sebagai bagian transformasi digital, tidak cuma survive tapi bertumbuh.
“Di Indonesia, minatnya semakin bertumbuh dan sudah melihat urgensi dari solusi yang ditawarkan. Saat mereka sudah tahu value-nya mereka ingin lebih cepat, kalau sebelum pandemi mungkin pengerjaannya kompleks kini justru semakin cepat,” tutur pria yang akrab disapa Chris.
“Secara umum saya melihat di masa pandemi kedua, perusahaan mulai adjust di masa pandemi tahun pertama tapi kini mereka semakin berkembang dengan baik,” tambahnya.
Christanto mengaku bahwa kondisi pandemi memang mengganggu semua lini bisnis dan industri tapi adopsi teknologi yang kini semakin terlihat benefitnya menciptakan sebuah optimistis bahwa negara-negara di Asia Tenggara akan terus bertumbuh di segi bisnis sekaligus pemanfaatan teknologi.
Christanto juga mengomentari pertumbuhan industri IT terkait gencarnya transformasi digital yang disampaikan pemerintah Indonesia ke berbagai sektor selama kondisi pandemi. Menurutnya, industri IT akan sangat positif saat ini hingga ke depannya namuna da hal yang perlu diperhatikan.
“Core dan edge. Jangan diperhatikan core saja seperti database atau data center. Indonesia dengan negara yang luas maka penggunaan teknologi di Edge akan sangat vital. Apabila pemerintah maupun BUMN hingga swasta menaruh perhatian di situ maka mereka bisa mengumpulkan dan menganalisa data lebih baik,” jelasnya.
Kemampuan teknologi Edge mampu mengumpulkan data hingga tingkat lingkup terkecil seperti RT/RW sehingga menurut Christanto mampu menganalisa masalah di lapangan dengan lebih detil dan rinci.
“Jadi bukan hanya pergi ke pusat data, ini tidak bisa mencerminkan data yang sesungguhnya karena terjadi perubahan yang cepat di setiap wilayah,” pungkas pria yang sudah pernah mejabat posisi senior di Hewlett Packard Enterprise, Microsoft, dan Intel untuk kawasan Asia Pasifik.