Alasan Indosat Surati Menkominfo Karena Persaingan Tidak Sehat
Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Deva Rachman membantah kabar jika Indosat ooredoo dikatakan telah kehabisan nafas. Hal ini terkait dengan bocornya surat CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli ke Menkominfo soal perang tarif harga internet. Menurut Deva, Indosat mengirimkan surat tersebut bukan karena perusahaan sudah kehabisan nafas atau bingung mencari sumber pendapatan, namun karena kondisi persaingan industri telekomunikasi yang sudah tidak sehat. Hal ini terlihat dari yield data yang diperoleh oleh operator dari tahun ke tahun.
Untuk Indosat saja, sebagaimana dikatakan Deva, yield data-nya terus menurun. Pada 2014, yield data Indosat adalah Rp 63.000 per GB, sedangkan pada kuartal IV 2016, yield data tersebut menjadi Rp 16.000 per GB. Padahal, seiring banyaknya pemakaian, mestinya yield data tersebut naik. Namun karena operator bersaing dengan cara menurunkan harga layanan data, yield data jadi mengecil.
“Itu yang terjadi pada Indosat, dan saya yakin juga terjadi pada operator lain,”. Sementara itu pendapatan operator dari layanan voice dan SMS semakin turun. Layanan data, yang dibanderol murah dikhawatirkan tidak bisa menjadi penopang ketika suatu saat voice dan SMS benar-benar ditinggalkan pengguna. “Harga data yang murah ini tidak bisa mensubsidi jalannya bisnis,” ujar Deva.
“Sedangkan operator kan tidak boleh saling membicarakan tarif, bisa kena sanksi nanti. Karena itu butuh intervensi pemerintah untuk menetapkan tarif bawah,” imbuhnya. Dengan adanya tarif bawah, Indosat berharap industri telekomunikasi bisa berhenti perang harga dan murah-murahan, sehingga persaingan menjadi lebih sehat.
Diberitakan sebelumnya, industri telekomunikasi di Indonesia digegerkan oleh sebuah surat yang ditandatangani oleh Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo (Indosat), Alexander Rusli ditujukan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.
Surat dengan nomor 621/AE0-AEJ/REL/17 itu ditandatangani oleh Alexander Rusli, tertanggal 17 Juli 2017. Isinya adalah masukan Indosat Ooredoo kepada pemerintah agar membuat aturan mengenai tarif interent di industri telekomunikasi. Selain itu, Indosat Ooredoo juga memberikan masukan agar diterapkan pengawasan dan sanksi terhadap aturan batas bawah tarif internet.
Sumber : Kompas