Aplikasi Kesehatan Bisa Hemat Anggaran Pemerintah Hingga Rp1 Triliun

Aplikasi Kesehatan Bisa Hemat Anggaran Pemerintah Hingga Rp1 Triliun

Aplikasi kesehatan digital terus berkembang di Indonesia selama bertahun-tahun. Di tengah Covid-19, penggunaan aplikasi ini meningkat, karena masyarakat terus mencari informasi kesehatan yang akurat melalui layanan telemedicine.

Namun, menurut laporan “Are Indonesia’s digital health apps fit enough to disrupt the market?” oleh perusahaan konsultan manajemen global Kearney, pengguna di Indonesia menyatakan bahwa kualitas aplikasi kesehatan masih harus ditingkatkan.

Mengingat persaingan yang ketat dalam sektor yang terus berkembang ini, para pelaku bisnis akan memiliki kesempatan untuk mengambil posisi terdepan dan menjadi unicorn aplikasi kesehatan berikutnya.

Sebuah studi dalam laporan tersebut menganalisis lebih dari 1.000 konsumen Indonesia untuk mendapatkan wawasan langsung tentang penyakit dan kebutuhan perawatan kesehatan mereka.

Studi ini berfokus pada faktor utama dalam penggunaan aplikasi kesehatan digital, di mana semua konsumen setuju bahwa kemudahan penggunaan (20,3 persen), biaya layanan (18,9 persen), dan kualitas diagnosis kesehatan (18,8 persen) adalah hal yang paling relevan.

Sekitar 15,4 persen konsumen menggunakan aplikasi kesehatan untuk terhubung dengan dokter yang terpercaya, 12,4 persen untuk konsultasi spesialisasi, dan kurang dari 8 persen menganggap fitur seperti tips kesehatan dan kebugaran, penyimpanan catatan medis, dan pengingat obat-obatan sebagai aspek yang penting.

Penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa regulasi dan kesiapan Indonesia untuk perawatan kesehatan digital terbagi dalam enam dimensi: diagnosis, resep, pemberian obat, teknologi, privasi data, dan komunikasi.

Jika dibedakan dengan pasar lainnya, regulasi dalam sistem perawatan kesehatan digital Indonesia masih dalam tahap awal.

“Aplikasi kesehatan terus bersaing dengan menawarkan promosi harga dan akses yang lebih baik terhadap perawatan kesehatan. Namun, memberikan konsumen kemudahan dalam menghubungi dokter tidak menyelesaikan masalah kualitas perawatan. Konsumen menginginkan aplikasi dengan kualitas diagnostik yang baik dan dengan biaya yang terjangkau,” kata Sanath Kumar Subramanyam, Pakar Praktik Perawatan Kesehatan di Kearney.

Studi oleh Kearney juga membandingkan kinerja antara aplikasi kesehatan Alodokter, Halodoc, dan aplikasi baru yang semakin berkembang, Good Doctor. Dengan skala kepuasan pelanggan antara 1 sampai 5, ketiga aplikasi mendapat skor minimal 4 atau lebih dalam hal kemudahan penggunaan aplikasi.

Namun demikian, masih terdapat kesenjangan yang cukup tinggi dalam empat faktor utama seperti biaya layanan, kualitas diagnosis kesehatan, dokter yang dapat dipercaya, dan konsultasi spesialisasi. Halodoc memimpin dalam hampir semua faktor, kecuali konsultasi spesialisasi yang merupakan fitur unggulan Good Doctor.

Menurut Kearney, aplikasi kesehatan perlu memahami delapan kategori kelompok pelanggan, dan empat sponsor di baliknya.

Dua segmen, yaitu masyarakat kurang mampu dan tanggungan BPJS berpendapatan rendah, disponsori oleh pemerintah. Aplikasi kesehatan dapat menjadi solusi yang menjanjikan dan inovatif untuk program perawatan kesehatan universal yang berkelanjutan.

Solusi ini berpotensi memotong belanja bulanan pemerintah sebesar Rp1 triliun untuk perawatan kesehatan dasar BPJS sebesar 10-20 persen. Hal ini akan mengurangi defisit pemerintah dari rasio kerugian medis yang tinggi dan premi yang dikumpulkan untuk menutupi pembayaran.

Pemerintah juga dapat memanfaatkan kapabilitas teknologi aplikasi ini untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keuangan sistem BPJS. 

Tiga segmen pendapatan rata-rata menengah ke atas – pasien berpenyakit kronis, lansia, dan masyarakat yang sadar kesehatan – adalah sponsor diri mereka sendiri karena mereka memiliki daya beli. Aplikasi kesehatan dapat menawarkan pilihan layanan kesehatan yang lebih baik tetapi tetap terjangkau. 

Asuransi swasta adalah sponsor utama untuk dua segmen, Envied Employee dan Modern
Breadwinner. Aplikasi kesehatan membuka banyak kemungkinan baru untuk asuransi kesehatan yang lebih terjangkau dan berkualitas dengan aplikasi khusus polis asuransi kesehatan.

Perusahan asuransi kesehatan juga dapat meningkatkan kesadaran dan memanfaatkan basis data pengguna yang lebih luas jika bermitra dengan aplikasi kesehatan. 

“Aplikasi kesehatan yang hanya melihat pasar yang homogen akan gagal, sedangkan aplikasi yang menghargai nuansa pasar akan memenuhi kebutuhan di seluruh segmen konsumen,” kata Shirley Santoso, Presiden Direktur dan Mitra di Kearney.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.