Asal Mula Peringatan Black Friday
WARNA hitam seringkali diasosiasikan dengan hal gelap dan mengerikan. Namun berbeda halnya dengan Black Friday. Black Friday kini dirayakan sebagai harinya perburuan diskon yang jatuh pada hari Jumat setelah perayaan Thanksgiving di Amerika Serikat. Thanksgiving dirayakan di Amerika Serikat pada Kamis, 23 November 2017 kemarin, sehingga Black Friday jatuh pada hari ini, 24 November 2017.
Penggunaan istilah yang berkesan negatif ini nampaknya tidak secara pasti diketahui dari mana mulanya, tetapi terdapat sejumlah dugaan mengenai asal-usul istilah Black Friday. Ahli bahasa Amerika Ben Zimmer memaparkan sejumlah dugaan tersebut dalam situs Visual Thesaurus.
Black Friday pada abad ke-19 dikenal sebagai krisis finansial yang terjadi tahun 1869 dan 1873. Pada abad berikutnya, ada yang menyatakan bahwa istilah Black Friday pertama kali muncul dalam sebuah artikel di majalah Factory Management and Maintenance pada November 1951. Dalam majalah tersebut, Black Friday bukan merujuk pada hari belanja besar, tetapi pada banyaknya pekerja yang absen pada hari Jumat setelah perayaan Thanksgiving.
Pada tahun 1959, Black Friday serta Black Saturday menjadi istilah kepolisian Philadelphia untuk kondisi lalu lintas yang sangat padat pada Jumat dan Sabtu setelah Thanksgiving. Istilah itu digunakan para polisi lalu lintas karena mereka harus bekerja dalam shift sepanjang 12 jam sehari setelah libur perayaan ucapan syukur di Amerika tersebut. Inilah yang diduga asal mula sesungguhnya dari penggunaan istilah Black Friday yang dikenal saat ini.
Sejumlah pihak berusaha mengubah istilah Black Friday menjadi Big Friday agar dapat dimaknai secara positif oleh publik. Media bahkan membantu mempromosikan Big Friday sebagai hari tamasya bagi keluarga untuk belanja bersama di pusat Kota Philadelphia yang sudah terhias cantik dengan dekorasi-dekorasi natal.
Usaha tersebut akhirnya gagal. Istilah tersebut amlah meluas ke luar Philadelphia sekitar tahun 1970-1980an. Meluasnya istilah negatif ini kemudian malah dimanfaatkan oleh para pedagang dan pengiklan dengan menyebarluaskan cerita bahwa munculnya istilah tersebut bukan karena kemacetan yang parah setelah Thanksgiving. Mereka menyebarkan cerita bahwa istilah Black Friday lahir dari istilah ‘in the black’ yang mengistilahkan besarnya keuntungan perusahaan pada akhir pekan setelah Thanksgiving.
Melainkan dengan mengubah istilah yang awalnya berkonotasi negatif, para pedagang dan pengiklan justru mempromosikan Black Friday dengan mengarahkan publik ke makna yang positif. Usaha tersebut berhasil hingga menjadi perayaan global hingga hari ini, termasuk di Indonesia.
Black Friday di Indonesia menjadi hari belanja online lain di antara Singles’ Day pada 11 November lalu dan Harbolnas pada 12 Desember mendatang. Sejumlah toko online yang turut merayakan hari belanja ini dapat ditemukan di https://black-friday.sale/id/