Bank Indonesia Ungkap Strategi Sumber Ekonomi Daerah
Upaya perluasan sumber ekonomi daerah diperlukan, mengingat belum pulihnya harga komoditas berisiko menekan pertumbuhan ekonomi daerah yang terlalu mengandalkan sumber daya alam (SDA).
Hal itu tercermin pada pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) yang terus merosot sejak lima tahun terakhir. Perekonomian provinsi yang mengandalkan sektor tambang, perkebunan, dan pertanian ini hanya tumbuh sekitar 2 persen di tahun lalu, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional.
“Strategi pertama, yaitu memperkuat pembangunan infrastruktur dasar daerah, terus mengembangkan investasi sumber daya manusia yang terampil dan memperkuat tata kelola birokrasi,” tutur Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam konferensi pers di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (14/7).
Lihat juga:Enam Daerah Dipersiapkan Terima Akses Redistribusi Tanah
Jika dirinci, upaya memperkuat implementasi pengembangan infrastruktur, terutama untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah, antara lain melalui pengembangan pelabuhan untuk mendukung implementasi tol laut yang terintegrasi dengan rencana Program Rumah Kita sebagai pusat logistik.
Pengembangan pelabuhan diprioritaskan pada 5 pelabuhan hub (Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Bitung), 19 pelabuhan feeder, dan lebih dari 100 sub-feeder di berbagai daerah.
Selain itu, pengembangan infrastruktur juga dilakukan melalui integrasi moda pendukung tol laut melalui kombinasi pengangkutan logistik, termasuk melalui pengembangan short-sea shipping di wilayah pesisir sebagai alternatif angkutan barang dan melalui integrasi dengan jalan darat nasional.
Pengembangan jalur kereta api sepanjang 3.258 km di Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Papua disertai penyelenggaraan kereta api perintis pada 10 lintas juga menjadi usulan. Khusus pengembangan jaringan kereta api di luar Jawa, pengembangan difokuskan sebagai moda pengangkutan logistik.
Khusus di Kalimantan, lanjut Agus, penguatan infrastruktur konektivitas difokuskan pada pengembangan Pelabuhan Terminal Kijing di Kalimantan Barat dan Pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta di Kalimantan Timur, pengembangan tiga Proyek Strategis Nasional Bandara di Sebatik Kaltara, Tjilik Riwut Kalimantan Tengah, dan Syamsuddin Noor Kalimantan Selatan, serta pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning di Kalimantan Utara.
Strategi kedua, pemerintah perlu mengoptimalkan berbagai potensi sektor ekonomi daerah, baik melalui diversifikasi vertikal maupun horisontal. Diversifikasi vertikal artinya daerah berupaya memberikan nilai tambah pada SDA dengan cara mengolah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.
Sementara, diversifikasi horizontal mengandung makna daerah memperbanyak ragam sektor usaha yang digarap, tidak hanya bergantung pada satu sektor tertentu.
Strategi terakhir, pemerintah dan pemda perlu mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri secara terpadu.
Agus menekankan, struktur sumber pertumbuhan yang berimbang, baik antar sektor ekonomi maupun antar daerah, sangat strategis dalam menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat kesinambungan pertumbuhan ekonomi.
Sementara, saat ini, sekitar 81 persen penopang pertumbuhan ekonomi adalah Jawa dan Sumatra. Kalimantan yang ekonominya bergantung pada komoditas hanya berkontribusi sebesar 8 persen.
Karenanya, berbagai langkah terintegrasi untuk memperluas diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi, terutama di daerah yang masih banyak ditopang komoditas primer, perlu terus didorong.
Lihat juga:BI Imbau Pemda Tak Hanya Andalkan Komoditas
Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menambahkan jika diversifikasi ekonomi bisa dieksekusi secara optimal, pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional akan terdongkrak.
“Diversifikasi sumber ekonomi memberikan kontribusi tambahan terhadap output nasional maupun daerah 0,3 sampai 0,4 persen dari baseline PDB,” imbuh Dodi.
Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan, hilirisasi sumber daya alam adalah mutlak. “Nggak boleh mengekspor raw material. Harus melihat added value (nilai tambah),” jelas Luhut.
Sumber : CNN Indonesia