BBM Naik Pemerintah Tak Terlena Harga Minyak Dunia
Anggota Komisi VII DPR Rofi Munawar menegaskan, pemerintah jangan terlena fluktuasi harga minyak dunia. Hal itu disampaikannya menanggapi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi yang baru dilakukan oleh PT Pertamina (Persero).
Menurut dia, kenaikan harga BBM nonsubsidi terjadi karena mitigasi pemerintah terhadap kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) tidak maksimal. “Selama ini, pemerintah terlena dengan rendahnya harga minyak dunia.
Menurut dia, tren produksi lifting minyak nasional terus turun. Di sisi lain, konsumsi publik terhadap minyak terus meningkat. Peringatan potensi kenaikan harga minyak dunia yang dipengaruhi kondisi geopolitik di kawasan Timur Tengah juga terus terdengar.
Artinya, sudah seharusnya pemerintah merumuskan formula dan strategi yang tepat untuk mengendalikan harga. “Kenaikan harga BBM nonsubsidi menunjukkan lemahnya instrumen yang dimiliki, serta ketiadaan terobosan yang baik dalam membendung liberalisasi dalam sektor migas,” imbuh Rofi.
Ketua DPR Bambang Soesatyo ikut mempertanyakan kenaikan harga BBM nonsubsidi. Bahkan, ia meminta Komisi VI DPR mengundang direksi Pertamina untuk menjelaskan kebijakannya tersebut, termasuk meminta Komisi VII DPR mengundang Menteri ESDM.
Pertamina merilis harga baru BBM jenis Pertamax atau nonsubsidi. Di Jakarta, Pertamax dibanderol Rp8.900 per liter atau naik Rp300 per liter. Sementara, Pertamax Turbo dilego Rp10.100 per liter dari sebelumnya Rp9.600 per liter.
Pertamina Dex naik Rp750 per liter, yaitu dari Rp9.250 menjadi Rp10.000 dan Dexlite naik Rp600 per liter menjadi Rp8.100. Kenaikan harga seri Pertamax berlaku mulai 24 Februari 2018, pukul 00:00 WIB. Sementara, BBM jenis Pertalite, Premium, dan Solar tidak mengalami perubahan harga