BBM Tiru Bisnis di Indonesia
Vice President of Business Development BBM Adrian Anwar menyebutkan bahwa pihaknya tak menutup kemungkinan untuk melebarkan pasar BBM ke negara lain. Hal ini diutarakan Adrian setelah melihat perkembangan BBM di Indonesia yang dinilai cukup sukses. Menurut Adrian, saat ini pihaknya tengah melakukan penjajakan terhadap beberapa negara untuk ekspansi pasar. Meski demikian, Adrian masih enggan menyebutkan negara mana saja yang akan dituju.
Namun ia memastikan bahwa strategi yang akan dilakukan akan serupa seperti di Indonesia. Masuk lewat kerjasama dengan beberapa media di negara tujuan berikutnya. Sebab, menurut Adrian strategi ini terbilang ampuh untuk kembali menghidupkan BBM di Indonesia. Salah satunya lewat afiliasi dengan Emtek.
“Jadi kami sedang menjajaki banyak kerjasama dengan aplikasi konten seperti media company di negara yang akan kami kerjasama. Karena kami melihat strategi masuk ke Indonesia satu grup dengan Emtek itu adalah suatu rumus sukses sangat baik,” ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com di gelaran PopCon Asia 2017.
Selain Indonesia, menurut Adrian saat ini BBM juga eksis di beberapa negara lain. Beberapa diantaranya adalah Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, Nigeria, Kanada dan Qatar.
Menurut dia, BBM tetap eksis di negara-negara ini karena memiliki karakter yang hampir sama dengan Indonesia. Kemiripan itu mulai dari status negara berkembang, banyaknya aplikasi serupa, dan kemiripan konsumen. Kemiripan konsumen ini dijelaskan Adrian dilihat dari kepemilikan smartphone dengan memori terbatas. Sehingga, pengguna di negara-negara ini mengalami kesulitan untuk mengunduh banyak aplikasi.
“Nah, sangat unik semua karena negara-negara itu punya tantangan mirip dengan Indonesia,” ungkapnya. Bagi dia, kemiripan tantangan inilah yang bisa menjadi celah bagi BBM untuk kembali menguasai pasar.
Adrian menilai perkembangan BBM di negara berkembang tumbuh baik dan terbilang sukses. Strategi ini yang akan dimanfaatkan BBM ketimbang harus mengeruk pasar di negara maju.
Selain itu, Adrian juga menjelaskan bahwa BBM tetap menanam tim bisnis di masing-masing negara pemakai aplikasi tadi. “Tim bisnis kami tetap ada di negara-negara yang kami masih beroperasi,” ujarnya.
Adrian juga menambahkan bahwa saat ini pengembangan Blackberry Messenger (BBM) sebagian besar telah dilakukan di Indonesia. “Engineer sebagian besar udah di Indonesia. (Sebanyak) 60 persennya itu engineer udah di Indonesia, 40 persennya masih di Kanada dan sedikit ada di Singapur.