Beberapa Negara Hadiri Temu Bisnis Wisata Halal

Beberapa Negara Hadiri Temu Bisnis Wisata Halal

Indonesia kian menjadi destinasi wisata halal bagi negara-negara lain. Hal itu terbukti dengan kedatangan para pebisnis dari 10 negara dalam Temu Bisnis Wisata Halal di Jakarta. Pertemuan ini untuk memperkuat jejaring, meningkatkan knowledge product, serta volume transaksi yang mencapai Rp 4 miliar. Angka itu naik dua kali lipat dari temu bisnis pertama tahun 2016 lalu.

Para pebisnis itu datang dari negara-negara ASEAN yakni Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dari Asia Timur seperti China, Korea, Jepang, dan dari Eropa seperti Turki dan Inggris. “Ini semakin menguatkan posisi Indonesia sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) kelas dunia yang belakangan ini menjadi perhatian masyarakat internasional,” kata Ketua panitia penyelenggara Temu Bisnis ke-2 Wisata Halal, Cheriatna di Jakarta, Sabtu 10 Juni 2017.

“Kunjungan Raja Salman dari Saudi Arabia yang sempat memperpanjang liburannya selama tiga hari di Bali belum lama ini menjadi perhatian masyarakat internasional. Indonesia sebagai destinasi wisata halal kelas dunia semakin banyak diminati para pebisnis wisata halal dari mancanegara,” kata Cheriatna.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal Riyanto Sofyan memaparkan wisata halal di Indonesia memiliki tiga portofolio produk yang bisa dikembangkan untuk halal tourism. Yakni, berupa wisata budaya (culture), wisata alam (nature) dan wisata buatan (man-made) serta program percepatan pengembangan destinasi wisata halal di 10 destinasi

Kesepuluh provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Lombok, DKI Jakarta, dan Jawa Barat sebagai fokus utama saat ini serta Jawa Tengah, Riau, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

Kementerian Pariwisata menyambut temu bisnis wisata halal yang dihadiri para bisnis wisata halal dari 10 negara yang notabene sebagai pasar potensial pariwisata Indonesia. Acara tersebut memberikan dampak langsung kedatangan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang tahun ini ditargetkan 15 juta. Ini juga sebagai momentum untuk mempromosikan potensi wisata halal di Tanah Air sebagai portofolio pariwisata Indonesia.

Dalam kesempatan terpisah Menteri Pariwisata Arief Yahya mengharapkan para pelaku bisnis wisata halal memanfaatkan momentum kunjungan Raja Salman agar gencar mempromosikan wisata halal Indonesia ke mancanegara. “Gegap gempita kedatangan Raja Salman menjadi momentum yang tepat untuk mempromosikan salah satu portofolio pariwisata kita yaitu halal tourism,” pesannya.

Indonesia sebagai destinasi halal kelas dunia telah diakui oleh masyarakat internasional dengan diperolehnya 12 dari 16 penghargaan bergengsi pada ajang World Halal Tourism Award (WHTA) 2016 di Abu Dhabi. Kemenangan ini semakin menguatkan unsur 3 C (Calibration, Confidence, dan Credibility) sebagai tolok ukur dalam mengukur kemajuan, kepercayaan diri serta kredibilitas Indonesia menjadi destinasi wisata halal kelas dunia.

Lembaga internasional seperti Crescent-Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) melihat bahwa prospek wisata halal dunia sangat cerah serta menciptakan peluang yang besar. Dengan populasi penduduk muslim global sebanyak 1,6 miliar dan GDP lebih dari 7 triliun dolar AS nilai konsumsi penduduk muslim mencapai 1,8 triliun dolar atau 11,7% dari konsumsi penduduk dunia.

Pertumbuhan pasar muslim diperkirakan mencapai 2,6 triliun dolar pada 2020 atau rata-rata 6,3% per tahun, sedangkan pertumbuhan wisatawan muslim diproyeksikan mencapai 9,1%.

Posisi Indonesia tahun 2015, menurut laporan GMTI, berada di peringkat 4 dengan jumlah wisman muslim sebanyak 2,2 juta, sedangkan Malaysia berada di peringkat pertama dengan jumlah wisman muslim 6,18 juta; Singapura 3,6 juta dan Thailand 4,8 juta wisman muslim.

Indonesia menargetkan tahun 2019 berada di peringkat satu GMTI dengan jumlah wisman muslim sebanyak 5 juta atau sebesar 25% dari target kedatangan 20 juta wisman dan jumlah pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) muslim sebanyak 242 juta

Sumber : PikiranRakyat

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.