Bocah 6 Tahun yang Jadi Miliarder Berkat YouTube

Bocah 6 Tahun yang Jadi Miliarder Berkat YouTube

Bocah 6 Tahun yang Jadi Miliarder Berkat YouTube. Sambil menyelam minum air. Ungkapan inilah yang cocok disematkan bagi para YouTuber. Selain mengekspresikan diri melalui kegemaran mereka, para pencipta video ini bisa mendapatkan uang melalui iklan dan sponsorship yang diberikan. Hal ini juga terjadi dengan Ryan, seorang anak laki laki berusia 6 tahun. Sekilas, Ryan tampak seperti anak biasa yang berusia enam tahun. Layaknya anak berusia enam tahun pada umumnya, Ia suka bermain-main dengan mainan miliknya.

Namun berbeda dengan kebanyakan anak-anak lain, kesenangan bocah berparas Asia ini berhasil menjadikannya seorang miliarder termuda yang dihasilkan oleh YouTube. Channel miliknya, Ryan ToysReview berhasil meraih lebih dari 10 juta subscriber dengan frekuensi penonton hingga 5,6 milyar kali perbulannya. Berdasarkan hal itu, Ryan disebutkan meraup penghasilan sekitar 11 Juta dolar AS (Rp 149 miliar) dariYouTube, dalam periode setahun antara Juni 2016 hingga Juni 2017.

Tak heran jika pada akhirnya Ryan dinobatkan menjadi YouTuber termuda dengan penghasilan terbesar. Nama Ryan bahkan dinobatkan Forbes sebagai salah satu YouTuber dengan penghasilan terbanyak. Dia duduk di urutan ke delapan, sejajar dengan perintis video komedi YouTube, Smosh yang memulai debutnya sejak tahun 2003.

Kiprah Ryan sebagai seorang YouTuber berakar dari keinginannya sendiri. Tapi tetap saja, terwujudnya impian Ryan memiliki kanal sendiri tidak jauh dari campur tangan kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Ryan yang enggan disebutkan namanya berkisah bahwa anak mereka pada awalnya suka menonton review mainan melalui kanal EvanTube dan Hulyan Maya. Alasannya, video tersebut sering mengunggah video yang memuat tokoh favorit Ryan dalam serial Thomas The Tank Engine.

Suatu hari, setelah menonton video, Ryan bertanya pada ibunya apakah ia bisa mebuat channel YouTube seperti anak-anak lainnya (EvanTube dan Hulyan Maya). “Dia bertanya pada saya, kenapa dia tidak memiliki channel YouTube seperti anak anak lain. Jadi kami memutuskan untuk melakukannya,” ujar Ibu Ryan yang juga merahasiakan nama keluarga dan tempat tinggal anaknya.

“Kami membawanya ke toko untuk mendapatkan mainan pertamanya. Saya rasa itu set Lego dengan seri kereta api. Disinilah semuanya dimulai,” tambahnya. Gabungan “vlogging” dan “unboxing”. Ketika memulai video pertamanya, Ryan masih berusia 4 tahun. Tidak ada pikiran apapun selain menyenangkan Ryan yang memang berkeinginan memiliki channel YouTube.

Namun setelah empat bulan video Ryan bergentayangan di aplikasi penyedia video itu, ayah dan ibu Ryan mulai berpikir untuk lebih serius mengelola jumlah penonton. “Kami mulai berpikir untuk serius meningkatkan jumlah penonton. Mulai saat itu, jumlah penonton di kanal milik Ryan melonjak dua kali lipat perbulannya. Kebanyakan dari penonton berasal dari Amerika, Inggris, dan Filipina,” ujar ayah Ryan.

Ibu Ryan yang sempat bekerja sebagai guru kimia bahkan rela berhentu dari pekerjaannya agar bisa serius mengelola kanal YouTube milik anaknya. Keputusannya terbukti tidak sia-sia. Dengan menggabungkan konsep video blogging (vlog), video unboxing, serta kejenakaan masa kecil, Ryan ToysReview berhasil mengumpulkan lebih dari 4 juta pelanggan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.

Puncak dari kepopuleran Ryan tercatat pada Juli tahun 2017. Videonya yang berjudul 100+ Cars Toys Giant Egg Surprise Opening Disney Pixar Lightning McQueen ditonton oleh lebih dari 500 juta kali di bulan tersebut. Melalui video unggahannya, Ryan banyak membawa penonton masuk ke dalam kisah hidupnya. Menurut keterangan dari orangtua Ryan, saat mereka berjalan-jalan, banyak anak-anak lain yang mengenali dan menyapa buah hati mereka.

“Saat kami berada di tengah keramaian seperti di toko mainan atau toserba, orang-orang menyapanya. Tentu saja dia senang. Ryan berpikir bahwa mereka adalah teman yang ingin bermain bersamanya,” ujar sang ayah. Tidak hanya di dunia nyata. Pengaruh Ryan bahkan jadi buah bibir para orang tua di dunia siber. Seorang ibu bernama Lindsay Weiss menceritakan pengalamannya ketika mendapati anaknya berbicara sendiri ketika menonton video Ryan ToysReview.

“Aku mendapati anakku berbicara pada Ryan dan mengatakan bahwa dia melewatkan sebuah hal penting dalam permainan Don’t Wake Daddy,” ujar Weiss, seperti dilaporkan oleh Washington Post. Saat ia berkata pada anaknya bahwa Ryan tidak akan bisa mendengarnya, sang anak menyanggah. Ia bahkan bersikeras bahwa Ryan bisa menerti apa yang dia katakan meski tak mendengar secara langsung.

Weiss berterimakasih pada Ryan. Sebab, dari melihat video Ryan, anaknya dapat memperoleh kado ulang tahun sesuai dengan keinginannya. Tidak hanya Weiss, beberapa orang tua lain juga mengungkapkan terima kasihnya pada Ryan. Menurut mereka, keberadaan Ryan melalui channel YouTube banyak memberi pengaruh positif bagi keluarga dan anak-anak mereka.

“Anak saya penyandang autisme. Videomu membantunya berbicara, menggunakan imajinasinya, dan menggunakan mainan dengan benar! Dia menonton video-video ini beberapa kali dalam sehari dan saya sangat ingin mengucapkan terima kasih!” tulis salah satu orang tua dalam kolom komentar di kanal YouTube Ryan.

Meski kegiatan Ryan Mengulas mainan melalui kanal YouTube bisa dibilang cukup intens, orang tua Ryan tetap memperhatikan pendidikan bocah berusia enam tahun itu. Setiap minggu, kedua orang tua Ryan membatasi waktu pengambilan gambar sebanyak dua sampai tiga kali. “Kami tidak ingin menggangu masa pra sekolahnya. Jadi, kebanyakan video kami ambil tiap akhir pekan, lalu menyuntingnya ketika dia sekolah,” ujar ibunda Ryan.

Saat sampai kapan mereka akan mengelola video untuk channel pribadi Ryan, sang ibu masih belum bisa menentukan. Sebab, hal itu tergantung pada Ryan.

“Saat ini, dia masih suka membuat video. Setiap kali kami mengambil gambarnya, Ia terlihat gembira. Selama dia masih menyukainya dan tidak menganggu keseharian, kami akan melakukannya,” kata sang ibu. “Tapi jika ini (shooting video) tidak lagi menyenangkan untuknya, kami akan berhenti,” tambahnya.

Rutinitas Ryan mengulas berbagai jenis mainan tentu membuat anak itu memiliki banyak mainan. Apa yang kemudian dilakukan Ryan dengan mainan-mainannya? Menurut sang Ibu, jumlah mainan Ryan sudah tak terhitung jumlahnya. Untuk itulah mereka menempatkan mainan-mainan Ryan dalam sebuah ruangan khusus.

Saking banyaknya, Ryan bahkan menghibahkan mainan-mainan tersebut pada teman-temannya. “Ryan tidak menyimpan mainannya sendiri. Kami memberikannya pada teman ataupun saudara dengan gratis. Beberapa diantaranya bahkan kami sumbangkan untuk amal,” ujar ibunda Ryan.

Kebanyakan mainan-mainan yang diulas oleh Ryan melalui kanalnya dibeli dengan uang pribadi orang tuanya. Menurut orang tua Ryan, rata-rata mainan yang diulas dipilh sendiri oleh buah hati mereka.

“Kami bertanya, mainan apa yang ingin dimainkannya. Dialah yang memadu kami,” ujar sang ayah. Sebelumnya, selain Lightning Mc Queen dari Disney Cars dan Thomas dari seri Thomas the Tank Engine, sebagian mainan yang diulas Ryan tidak memiliki merek yang dikenal oleh banyak orang.

Tapi, seiring dengan melejitnya nama Ryan, sponsor dari beberapa toko dan merek mainan ternama menghubungi orang tua Ryan. Mereka meminta Ryan untuk mengulas produk mereka.

Walmart, salah satu toserba terbesar di dunia, meminta Ryan mengulas beberapa jenis mainan yang dijual di tokonya.

Berdasarkan pantauan KompasTekno dari akun YouTube Ryan, pemberian Walmart meliputi satu mainan Kura-Kura Ninja serta satu set mainan Batman dan Superman yang diambil dari seri film Dawn of Justice.

“Saat ini, kami mulai untuk mulai video yang mengulas produk berdasarkan sponsor, tapi 99 persen video kami yang sudah dipublikasi bukan dari hasil sponsor. Melainkan jerih payah kami sendiri,” ujar ayah Ryan. Selain Walmart, salah satu situs perusahaan mainan, Silver, juga dikabarkan telah mengundang keluarga Ryan untuk hadir di showcase musim dingin yang diselenggarakan perusahan tersebut.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.