Celah Keamanan di WhatsApp Bersembunyi di Konten Video
Apabila Anda kerap langsung mengunduh video yang tidak jelas isinya dari rekan di WhatsApp, kini harus lebih berhati-hati atau menonaktifkan fitur otomatis unduh. Ada sebuah video yang disusupi malware untuk tersebar via WhatsApp.
Video ini tidak memiliki format MP4 biasa. Di dalamnya sudah ada malware yang bisa masuk ke dalam sistem di perangkat smartphone. Apabila terjadi, malware bisa dikendalikan peretas dari jarak jauh dan diam-diam mencuri data korbannya.
Dikutip dari Mashable, laporan temuan ancaman keamanan ini pertama kali diketahui lewat pengumuman yang dibuat Facebook sebagai sister company dari WhatsApp. Jenis serangannya yang bisa dilakukan juga tidak main-main.
Jenis serangan yang bisa diakibatkan oleh malware tersebut adalah serangan Denial of Services (DoS) yang membuat koneksi internet ke perangkat bermasalah. Satu lagi adalah Remote Code Execution atau kata lainnya kendali perangkat diambil alih pelaku serangan tanpa disadari.
Laporan keamanan dari badan Indian Computer Emergency Response Team (CERT India) menyatakan ancaman keamanan ini tingkat tinggi. Mereka menyarankan pengguna WhatsApp melakukan update sistem atau aplikasi ke versi terbaru.
Facebook juga merilis beberapa versi aplikasi WhatsApp di Android dan iOS yang terancam malware ini. Di antaranya adalah pada Android di bawah versi 2.19.274 dan pada iOS mengancam pengguna di bawah versi 2.19.100. Ancaman juga mengancam pengguna WhatsApp jenis Business.
Disebutkan Facebook pada pengguna Android, WhatsApp Business di bawah versi 2.19.104 rentan terhadap serangan malware ini. Kemudian di iOS mengancam pengguna WhatsApp Business di bawah versi 2.19.100.
Aplikasi WhatsApp sedangdalam perhatian karena baru ini diketahui perusahaan teknologi asal Israel menyadap menggunaka spyware Pegasus. Mereka memata-matai lebih dari 1.400 jurnalis di seluruh dunia yang menggunakan WhatsApp.
Spyware yang dikembangkan perusahaan teknologi bernama NSO Group asal Israel mampu menyusup sistem keamanan WhatsApp dan memantau percakapan pengguna tertentu. Dilaporkan sebelumnya bahwa aktivis kemanusiaan dan jurnalis adalah target utamanya.Masalah ini kemudian bergulir menjadi kasus politik karena kabarnya spyware tersebut dijual bebas.