Dampak Kecerdasan Buatan Untuk Ekonomi

Dampak Kecerdasan Buatan Untuk Ekonomi

Industri teknologi berperan penting dalam kemajuan sektor ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran berbagai perusahaan teknologi yang membuka peluang pekerjaan dan bisnis baru. Bahkan, kontribusi hadirnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) terhadap perekonomian dunia diperkirakan mencapai US$ 15,7 triliun pada 2030.

Data dari The McKinsey Global Institute memprediksi ada sekitar 70% perusahaan di dunia yang akan mengadopsi teknologi AI untuk menunjang kebutuhannya di tahun yang sama. Salah satu perusahaan yang sudah mengadopsi AI ke dalam inovasi teknologinya adalah Glance. Perusahaan software yang berdiri pertama kali di India ini berfokus pada penyampaian konten yang dapat dipersonalisasi melalui lockscreen smartphone pengguna.

Co-Founder InMobi Group serta President & COO Glance Piyush Shah mengatakan penggunaan dan pemanfaatan AI dalam sistem software bisa digunakan dalam berbagai kebutuhan. Dia mencontohkan pada teknologi AI milik Glance bisa digunakan kebutuhan penemuan konten, namun juga untuk memberdayakan para penggunanya.

Menurutnya, ribuan content creator dan berbagai brand dapat memonetisasi bakat pembuatan konten mereka yang nantinya akan berdampak pada berbagai sektor ekonomi.

“Tentu saja saya akan mengizinkan algoritma untuk mencocokkan permintaan dan penawaran. Hal itu dapat menghasilkan aktivitas ekonomi besar-besaran,” ujar Piyush.

Dia menambahkan, hal ini menjadi langkah yang tepat dalam memanfaatkan AI untuk menyatukan konsumen dan penjual (content creator dan brand) untuk lalu lintas ekonomi, bahkan di seluruh dunia.

Selain itu, pemanfaatan AI untuk sektor ekonomi dapat berdampak positif bagi pasar Indonesia. Hal tersebut terjadi karena, pertama, Indonesia terbukti menjadi pasar yang progresif dengan pertumbuhan PDB yang tinggi, serta penggunanya yang terus bertumbuh.

“Kedua, populasi yang banyak memungkinkan aktivitas yang berkaitan dengan konten dari Glance, seperti belanja, hiburan, dan edukasi, dapat meningkat dan menumbuhkan aktivitas ekonomi melalui lockscreen smartphone,” jelasnya.

Lebih lanjut, Piyush mengungkapkan Indonesia dan kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam, menjadi kawasan dengan pertumbuhan pengguna yang paling tinggi. Tercatat, saat ini 75 juta perangkat smartphone di Asia Tenggara telah mengaplikasikan sistem konten Glance pada smartphone mereka, dengan pertumbuhan 50% pengguna baru di Indonesia.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.