Efek Suhu Panas Ekstrem Eropa, Google dan Oracle Matikan Komputer Penyedia Cloud

Dampak perubahan iklim yang memicu suhu panas hingga kebakaran hutan di sejumlah wilayah Eropa ternyata juga berimbas ke perusahaan teknologi sekalipun. Kabarnya Google dan Oracle sampai harus mematikan komputer di pusat fasilitas penyedia cloud.

Google dan Oracle adalah dua nama besar penyedia layanan cloud untuk publik, tentu saja fasilitas bangunan server cloud mereka memiliki standar keamanan dan sistem pendingin terbaik. Namun hal ini ternyata tidak cukup untuk menangkal efek suhu panas ekstrem yang dirasakan Eropa.

Bleeping Computer melaporkan bahwa fasilitas Google Cloud dan Oracle Cloud harus dipadamkan untuk mencegah kerusakan, hal ini disebabkan sistem pendingin yang ada gagal bekerja untuk mencegah suhu panas terus meningkat.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Tentu saja kondisi tersebut mengakibatkan beredar laporan layanan digital pemerintah maupun swasta yang berlangganan jasa cloud kedua perusahaan sempat terganggu. Langkah yang diambil Google dan Oracle dinilai wajar mengingat komputer server cloud bekerja tanpa henti untuk terus menyediakan cloud.

Laporan lebih detail menyebutkan bahwa sistem pendingin Google Cloud dan Oracle Cloud mengalami permasalahan pada tanggal 19 Juli 2022 saat suhu di Inggris mencapai 40,2 derajat Celsius, tertinggi sepanjang sejarah.

Infrastruktur Oracle Cloud menjadi yang pertama dilaporkan mengalami masalah tersebut kemudian disusul Google Cloud dengan ikut melakukan pemadaman karena kendala yang sama.

Google Cloud dan Oracle Cloud menyatakan bahwa pemadaman dilakukan pada perangkat yang tidak memiliki fungsi vital sehingga dampaknya tidak begitu besar ke pelanggan mereka.

Kedua perusahaan tidak merilis laporan terbaru, kemungkinan sudah terjadi normalisasi di infrastruktur dan layanannya. Google dan Oracle bukan satu-satunya pemain industri cloud besar, Amazon juga punya pangsa pasar lewat layanan Amazon Web Service.