Gelombang PHK di Perusahaan Teknologi Selama 2022

Gelombang PHK di Perusahaan Teknologi Selama 2022

Pandemi menjadi masa sulit bagi masyarakat di seluruh dunia, sebab pada periode tersebut, berbagai aktivitas harus dan berdampak pada ekonomi dunia, terlihat dari berbagai negara yang mengalami inflasi, menyebabkan perusahaan harus melakukan penyesuaian demi kelangsungan bisnis.

Dampak kesulitan ekonomi akibat situasi tidak stabil dari masa pandemi ini kian terlihat selama satu tahun terakhir atau tahun 2022 ini. Situasi tersebut digadang akan mengakibatkan resesi bahwa tahun 2023 mendatang, sehingga sejumlah perusahaan, baik berskala besar maupun kecil melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada pegawai mereka.

Gelombang PHK ini juga melanda perusahaan di ranah digital dan teknologi, dan sepanjang tahun 2022 ini, perusahaan startup paling banyak mengisi daftar perusahaan yang melakukan PHK kepada pegawainya.

Global

Secara global, perusahaan skala global seperti Tesla, Microsoft, Snap, Xiaomi, Seagate, Meta, Amazon, Twitter, dan lainnya juga melakukan PHK pada pegawai mereka. Meta, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram, memutuskan hubungan kerja kepada lebih dari 11.000 pegawainya.

Pada November 2022 lalu, Mark Zuckerberg mengumumkan sekitar 13 persen dan membekukan perekrutan selama Q1 tahun 2023 mendatang. Pada bulan yang sama, Amazon juga mengungkap akan memutuskan hubungan kerja dengan 10.000 pegawai.

Keputusan Amazon ini berdampak secara khusus pada divisi yang mengembangkan dan menangani teknologi Alexa. Twitter juga memutuskan hubungan kerja dengan sekitar separuh jumlah total pegawainya pada pekan pertama bulan November lalu.

Lebih banyak pegawai akhirnya mengundurkan diri setelah pemilik baru Twitter Elon Musk memberikan ultimatum keras. Musk menyebut bahwa Twitter harus mengambil keputusan melakukan pengurangan pegawai karena terus mengalami kerugian lebih dari USD4 juta (Rp62,2 miliar) per hari.

Indonesia

Tidak hanya di dunia, perusahaan teknologi di Indonesia juga mengalami gelombang PHK. Perusahaan teknologi tersebut termasuk Shopee Indonesia yang secara resmi diumumkan pada tanggal 19 September 2022 lalu.

Berdasarkan sumber internal Shopee Indonesia, jumlah pegawai yang terdampak PHK sekitar tiga persen dari total pegawai, meski enggan memberitahukan secara pasti jumlah pegawai Shopee Indonesia saat ini.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira mengatakan, keputusan melakukan PHK karyawan merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh perusahaan setelah menyesuaikan beberapa perubahan kebijakan bisnis.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” ujarnya.

Perusahaan teknologi lain yang juga melakukan pemutusan hubungan kerja kepada pegawainya adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. GoTo melakukan PHK terhadap 12 persen dari total pegawainya atau sebanyak 1.300 pegawai.

CEO Grup GoTo Andre Soelistyo mengatakan, GoTo harus fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali perusahaan. Perampingan pegawai ini dipicu oleh tantangan makro ekonomi global yang berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia.

Untuk itu, GoTo merasa perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan. Ke depan, GoTo menyebut pihaknya akan mengakselerasi bisnis agar dapat berdikari secara finansial dan tumbuh berkelanjutan.

Ruangguru (PT Ruang Raya Indonesia) turut menjadi perusahaan teknologi rintisan yang harus mengambil keputusan melakukan PHK terhadap ratusan pegawainya. Tim komunikasi Ruangguru Gwendolyn menjelaskan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan non-formal ini melakukan PHK karyawan lantaran ketidakpastian ekonomi global.

Hal tersebut, diklaim Ruangguru, akhirnya berdampak terhadap perusahaan. Sementara itu, manajemen perusahaan memastikan pemberian hak-hak ratusan karyawan yang ter-PHK sesuai Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan, termasuk menanggung biaya asuransi.

Gran turut menjadi perusahaan teknologi yang melakukan PHK kepada pegawainya, melalui penutupan layanan Grab Kitchen di Tanah Air. Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, pihaknya melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan perusahaan startup digital.

Kala itu, Grab menyebut bahwa pihaknya berencana untuk secara resmi menutup layanan GrabKitchen mulai tanggal 19 Desember 2022, dan perusahaan akan melakukan PHK terhadap belasan karyawan. Bisnis layanan GrabKitchen yang telah beroperasi sejak 2018 ini dinilai tidak berjalan sesuai dengan harapan.

Tahun 2023

PHK pegawai dinilai sebagai salah satu pilihan untuk efisiensi di perusahaan, terutama perusahaan rintisan atau startup yang sedang berkembang dan kini mengalami kesulitan dalam mendapatkan pendanaan baru.

Maka sejumlah ahli memperkirakan bahwa masa sulit akan mulai memasuki bisnis digital di tanah air pada tahun 2023 mendatang. Selain itu, startup digital berskala besar, baik unicorn maupun decacorn tidak akan memiliki imunitas terhadap dampak kelesuan bisnis digital global.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.