Gojek & Grab Harus Waspada, AirAsia Incar Bisnis Ojol ASEAN

Gojek & Grab Harus Waspada, AirAsia Incar Bisnis Ojol ASEAN

AirAsia melakukan ‘kudeta’ persaingan di industri ride-hailing regional Asia Tenggara, yang didominasi oleh Grab Singapura dan Gojek Indonesia. Kudeta tersebut dilakukan dengan meluncurkan AirAsia Ride.

AirAsia Ride adalah bagian dari Grup AirAsia, yang berfokus pada ekspansi bisnis non-maskapai setelah pandemi virus corona melumpuhkan perjalanan udara mulai Februari 2020. AirAsia Ride memposisikan dirinya untuk menghadapi dan menyaingi para raksasa perusahaan ride-hailing dengan harapan dapat menyaingi mereka dalam lima tahun ke depan.

Kepala Eksekutif AirAsia SuperApp, Amanda Woo, mengatakan, setelah diluncurkan pada bulan Agustus lalu, layanan AirAsia Ride saat ini sudah mencakup semua kota besar di Malaysia, dengan total pemesanan lebih dari enam digit per bulan dan sudah memiliki 30.000 mitra pengemudi/driver.

“Saya benar-benar melihat AirAsia Ride mendominasi kawasan ini, seperti yang kami lakukan dengan maskapai ini,” kata Woo dilansir dari Nikkei Asia Review.

Yang terbaru, AirAsia Ride dikabarkan akan berekspansi ke Thailand tahun ini, yang akan disusul ke Indonesia dan Filipina, dengan proses untuk mendapatkan persetujuan telah dimulai di negara-negara tersebut.

“Kami tidak melihat adanya tantangan dalam mendapatkan persetujuan karena kami adalah merek terkenal di negara-negara ini dan kami memiliki kasus bisnis di Malaysia,” tambah Woo.

AirAsia juga akan bekerja sama dengan perusahaan mitra lokal di tiga negara tersebut untuk memastikan kelancaran operasional saat diluncurkan. Woo menambahkan, keunggulan AirAsia Ride dibandingkan pesaingnya adalah ekosistemnya yang lengkap serta berbagi data dari operasi maskapainya, yang dia tekankan menjadikannya unik di kawasan ini.

“Segera kami akan menggabungkan ride-sharing ke bandara ketika seseorang membeli tiket pesawat mereka. Sistem kemudian akan menetapkan pengemudi terdekat dengan waktu kedatangan penumpang, yang merupakan bagian dari ekosistem kami. Ini unik, dan tidak ada yang bisa melakukan ini,” jelas Woo.

Saat ini, tantangan terbesar yang akan dihadapi AirAsia Ride adalah hambatan masuk pasar e-hailing relatif tinggi, karena sebagian besar sudah dikuasai Gojek Indonesia dan Grab Singapura yang telah mengamankan armada dan basis pelanggan terbesar di ASEAN.

Menurut laporan Frost & Sullivan ‘2021 ASEAN Shared Mobility Market’, pasar ride-sharing akan terus tumbuh meskipun kepemilikan kendaraan pribadi relatif tinggi di beberapa negara ASEAN. Laporan tersebut mengatakan, E-Hailing akan mempermudah masyarakat menghadapi kesulitan parkir dan tarif parkir yang tinggi, seperti di ruang kerja dan bangunan komersial.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.