Google Diblokir, Chrome Tetap Paling Populer di Tiongkok
Peramban karya Google, Chrome, dilaporkan menjadi peramban paling populer di Tiongkok, meski layanan Google diblokir di negara tersebut. Meskipun demikian, Tiongkok memiliki peramban karyanya, termasuk UC Browser, QQ Browser, dan lainnya.
Hal ini tergolong unik sebab warga Tiongkok tidak dapat mengakses Google dan berbagai produknya tanpa bantuan VPN. Namun salah satu warga Tiongkok bertempat tinggal di Shenzhen, Russel Zeng, mengaku mengalami kesulitan saat perlu menginstal beberapa ekstensi, termasuk FireShot.
Ekstensi yang digunakannya di Safari atau QQ Browser ini juga tersedia di Chrome dan disebut Zeng memungkinkannya untuk melakukan tangkapan layar dari artikel yang ia baca dan secara langsung membagikan tangkapan layar tersebut kepada rekan kerja.
Tidak hanya FireShot, Zeng juga mengaku kesulitan untuk menginstal Grammarly yang kerap digunakannya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, termasuk untuk memeriksa ejaan dan mendapatkan saran kata.
Kesulitan ini mendorong Zeng untuk beralih ke peramban karya Google, Chrome, dan meninggalkan dua peramban lainnya. Selain itu, Zeng juga menyebut perkenalannya dengan Chrome diawali oleh saran yang diberikan oleh temannya saat mendengarkan kesulitan yang dialaminya.
Data dari berbagai sumber yang dikutip South China Morning Post menjadi peramban paling populer di Tiongkok, tidak hanya di desktop, tapi juga di perangkat mobile. Data analitik Baidu juga melaporkan bahwa Chrome memiliki pangsa pasar 36 persen hingga 39 persen pada tahun 2020.
Sedangkan menurut data yang dihimpun CNCERT, Chrome memiliki pangsa pasar hingga 30 persen untuk perangkat mobile pada Q3 tahun 2019 lalu. Namun jika dibandingkan dengan data global, pangsa pasar Chrome lebih besar dari perolehan angkanya di Tiongkok, sebesar dua per tiga dari pangsa pasar global.
Analis dari perusahaan penelitian Daxue Consulting Yuwan Hu menyebut sebagian besar warga Tiongkok memilih Chrome karena peramban karya Google ini dinilai lebih cepat dan ramah pengguna. Selain itu, pemilihan peramban ini oleh warga Tiongkok juga dilatarbelakangi oleh alasan lain.
Warga Tiongkok menilai peramban karya negaranya terlalu mencari untung dengan menampilkan banyak iklan di aplikasi. Browser karya Tiongkok dinilai warga Tiongkok merupakan alat promosi perusahaan untuk beriklan, promosi dan mencari pengguna.
Namun, peramban karya Microsoft, Edge, yang diluncurkan pada bulan Januari lalu, juga menarik perhatian pengguna internet di Tiongkok. Sebagai informasi, Edge menggunakan kode open source Chromium, dinilai memungkinkan peramban ini menyuguhkan fungsi dan pengalaman setara dengan Chrome.
Edge disebut mendukung ekstensi Chrome dan sejumlah fitur serupa, sehingga turut menjadi alteratif yang juga dilirik warga Tiongkok.