Google Latih 25 Ribu Developer di Indonesia

Google Latih 25 Ribu Developer di Indonesia

Google pernah mengumumkan komitmennya melatih 100 ribu developer Indonesia hingga 2020. Komitmen ini disampaikan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke markas Google di Mountain View, California, Amerika Serikat pada Februari 2016. Menurut Shinto Nugroho, Head of Public Policy and Government Relation Google Indonesia, saat ini Google sudah melatih setidaknya 25 ribu pengembang Android di Indonesia.

Dari 100 ribu developer hingga tahun 2020 yang sebelumnya ditargetkan saat kunjungan Presiden Jokowi ke Silicon Valley, sekarang sudah ada 25 ribu,” Shinto mengatakan, saat itu komitmen Google diumumkan pada Februari 2016 dan mulai direalisasikan sejak semester 2 2016. Dengan pencapaian melatih 25 ribu developer, Shinto percaya Google bisa merealisasikan target melatih 100 ribu developer Android di Indonesia.

Shinto mengatakan, penggunaan internet di Indonesia yang kian masif memang perlu diiringi dengan mencetak banyak developer. “Dengan begitu, ketakutan bahwa orang Indonesia hanya menjadi pengguna bisa dipatahkan karena mulai banyak yang menjadi kreator.

Sekadar diketahui, upaya pelatihan developer di Indonesia oleh Google salah satunya dilakukan dengan program Indonesia Android Kejar (kelompok belajar). Program ini berdasarkan kurikulum yang sudah dimiliki Google, namun disesuaikan agar bisa diaplikasikan di Indonesia.

Kurikulum tersebut juga telah dirancang agar bisa dipakai oleh pengguna di berbagai usia. “Kurikulum yang dikustom ini bisa dipakai oleh peserta yang berusia 13 tahun sampai yang sudah hampir pensiun. Jadi ada tahap untuk beginner, intermediate, hingga advance,” katanya.

Selain itu, untuk mencapai target melatih 100.000 developer di Indonesia, Google juga bekerja sama dengan 80 universitas, baik negeri maupun swasta di Jawa, Bali, dan Sumatera yang kampusnya memiliki Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) atau jurusan Ilmu Komputer.

Google telah memilih tiga aplikasi Android sebagai pemenang Android Hackathon 2017. Ketiga kelompok developer aplikasi pilihan Google pun memenangkan paket hadiah dengan total nilai Rp 25 juta. Tiga aplikasi yang dipilih menjadi pemenang Android Hackathon di antaranya adalah aplikasi SportyWay besutan tim BCC-KJU, Verti-Go besutan tim Urban Night, dan aplikasi Jogging besutan tim Sekala.

Aplikasi SportyWay dikembangkan oleh tiga developer muda dari Universitas Brawijaya, Malang, yakni Ananda Pratama, Eko Prasetyo Lukman Nur Hakim, dan Rizki Puspa Dewi. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang bertujuan mempertemukan pengguna yang ingin berolahraga dengan pengguna lain yang memiliki ketertarikan yang sama.

“Idenya dari pengalaman sendiri, saat kita ingin olahraga kadang malas karena tidak ada temannya. Makanya aplikasi ini kami kembangkan untuk mencari teman berolahraga yang terdekat dari user. Misalnya kita mau main futsal terus orangnya kurang, bisa pakai aplikasi ini.

Sejauh ini, ketiganya masih fokus mengembangkan aplikasi SportyWay menjadi aplikasi yang bisa bermanfaat bagi user. Sementara, monetisasi masih belum dipikirkan. “Kami masih mengembangkan aplikasi ini karena idenya juga baru datang seminggu lalu. Jadi masih perlu diperbaiki lagi.

Pemenang kedua adalah aplikasi Verti-Go yang digarap oleh Farhan Ghifari, Annisa Nurul Azhar, dan Royyan Abdullah Dzakiy. Ketiganya menghubungkan sebuah hardware yang dirangkai menggunakan arduino-uno. Selanjutnya hardware tersebut dihubungkan menggunakan Bluetooth ke Android yang dipasangi aplikasi.

“Saat penderita Vertigo merasa kepalanya sakit, ia hanya menekan tombol dan otomatis akan terhubung ke kontak orang terdekat yang di-input ke aplikasi,” kata Lukman menceritakan.

Lukman mengatakan, karena aplikasi hanya dibuat dalam waktu sehari, masih perlu banyak pengembangan. Untuk itu, mereka akan fokus terhadap peningkatan pengalaman pengguna dan membuat hardware jadi lebih baik dan rapi.

Pemenang ketiga Android Hackathon adalah aplikasi Jogging. Sesuai namanya, aplikasi ini membantu penggunanya lebih sehat dengan cara joging atau lari. Pada prinsipnya, aplikasi ini memberikan berbagai daily deals baik voucher cafe maupun voucher belanja bagi pengguna yang berhasil memenuhi tantangan joging.

“Tujuan utama aplikasi ini adalah mengajak orang untuk hidup sehat dengan berjogging. Mereka yang memenuhi target joging (entah itu berdasarkan kriteria jarak atau intensitas joging) akan mendapatkan voucher,” kata developer Jogging, Ahmad Rosid.

Ke depan, Rosid bersama pengembang lainnya, Keen Susilo Aji, dan Ghozi Mahdi, mengaku ingin menyempurnakan aplikasi ini serta mengajak lebih banyak merchants untuk bermitra dan mempromosikan produknya lewat aplikasi ini.

Sejauh ini, merchants yang dikenal baru ada di Yogyakarta. Oleh karena itu, ketiganya ingin menjalin kemitraan dengan lebih banyak merchants agar aplikasi ini bisa digunakan lebih luas ke depannya.

Sumber : Liputan6

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.