Grab Ternyata Punya Supermarket, Buat Bisnis Delivery Profit
Raksasa layanan transportasi online dan pengiriman makanan yang berbasis di Singapura, Grab, mencatatkan profit dalam laporan kuartal III-2022. Salah satunya terjadi karena aksi korporasi Grab mengakuisisi supermarket.
Seperti diketahui, Grab juga sudah melakukan kemitraan serta investasi strategis dengan PT Trans Retail. Kemitraan dengan induk perusahaan Transmart tersebut merupakan kelompok usaha CT Corp dan raksasa hypermarket terbesar di Indonesia.
Bisnis pengirimannya melonjak 75% lebih tinggi dari ekspektasi.
Grab mengatakan salah satunya karena kontribusi Jaya Grocer. Di mana, pada Januari lalu perusahaan itu mengakuisisi saham mayoritas dari jaringan supermarket Malaysia itu untuk mempercepat ekspansinya dalam layanan pengiriman bahan makanan.
Dikutip dari CNBC International, Grab telah membukukan laba yang disesuaikan sebesar sebesar $161 juta atau setara Rp 2,52 Triliun (asumsi kurs Rp 15.688 per US$). Hal ini merupakan peningkatan 24% dari kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar $212 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Dalam laporan yang sama, pengiriman makanan dilaporkan positif dengan EBITDA yang disesuaikan pada kuartal ketiga. Capaian tersebut dua kuartal lebih cepat dari panduan sebelumnya.
“Kami mencapai titik impas pengiriman makanan dan pengiriman keseluruhan EBITDA yang disesuaikan sebelum panduan sementara mempersempit kerugian untuk periode itu secara signifikan. Kami mencapai ini dengan tetap fokus pada struktur biaya serta insentif kami,” jelas salah satu pendiri dan CEO Grab, Anthony Tan.
Sementara itu, rata-rata mitra pengemudi aktif bulanan Grab pada kuartal ini mencapai 80% dari level pra-Covid-19. Insentif juga menurun menjadi 9,4% dari GMV berbanding dengan 11,4% untuk periode serupa tahun lalu serta 10,4% pada kuartal sebelumnya.
Grab menaikkan perkiraan setahun penuh dengan pendapatan antara US$1,32 miliar dan US$1,35 miliar. Ini naik dari perkiraan sebelumnya US$1,25 miliar menjadi US$1.30 miliar.