Hacker Tokopedia Juga Curi dan Jual Data Bhinneka
Grup hackeryang kemarin dilaporkan membobol data pengguna Tokopedia kembali mengklaim sudah mencuri dan menjual data dari platform e-commerce Tanah Air yaitu Bhinneka.com. Grup ini diketahui bernama ShinyHunters.
ShinyHunters termasuk dalam dugaan pihak yang membobol database akun pengguna dan toko di Tokopedia minggu lalu. Mereka dilaporkan baru saja mengklaim telah meretas database dari 10 perusahaan lain menjualnya di dark web.
Dikutip dari ZDnet, berdasarkan penelusuran mereka ada sekitar 1,2 juta data pengguna Bhinneka.com yang telah dijual di dark web atau pasar gelap internet oleh kelompok ShinyHunters. Sembilan perusahaan lain yang datanya juga dibobol dan dijual termasuk perusahaan yang cukup besar.
Berdasarkan tangkapan layar yang diunggah situs ZDnet, database Bhinneka.com yang dicuri dibanderol dengan harga USD2500 atau senilai Rp37,3 juta menurt kurs saat ini. Kelompok peretas menerima pembelian menggunakan mata uang kripto seperti Bitcoin dan Monero.
Sembilan perusahaan lain yang datanya dicuri dan dijual di antaranya, aplikasi kencan online Zoosk, jasa printing Chatbook, platform fashion Korea Selatan bernama SocialShare, layanan pesan antar makanan Home Chef, marketplace online Mintend, dan koran online Chronicle of Higher Education.
Kemudian sisanya ada majalah kesehatan digital Mindful, majalahh perabotan rumah Korea Selatan bernama GGuMim, koran asal Amerika Serikat bernama StarTibune, dan terakhir adalah Bhinneka.com asal Indonesia.
ZDnet menyebut total data yang dijual dari gabungan 10 perusahaan tersebut oleh kelompok peretas ShinyHunters mencapai 73,2 juta data pengguna. Berdasarkan contoh data yang diperoleh, tim siber ZDnet menemukan bahwa beberapa database yang dijual adalah benar, bukan rekayasa.
Beberapa pihak dan perusahaan keamanan siber meyakini bahwa kelompok peretas ShinyHunters memiliki ikatan dengan grup bernama Gnosticplayers yang juga bertanggung jawab atas pencurian data pengguna Bukalapak di tahun 2017.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Bhinneka.com. ZDnet mengaku baru menerima respons dari salah satu perusahaan yang namanya tercantum dalam penjualan data pengguna di dark web.