Harga Rumah di Bandung Tertinggi Kedua Setelah Surabaya
Imandiri.id – Harga Rumah di Bandung Tertinggi Kedua Setelah Surabaya. Sampai kuartal kedua tahun ini, kenaikan harga rumah di Kota Bandung menjadi yang tertinggi kedua setelah di Surabaya. Oleh karena itu, pembangunan perumahan akan semakin berkembang ke daerah penyangga, seperti Kabupaten Bandung atau Kabupaten Bandung Barat.
Demikian mengemuka dalam kegiatan gethering Pengembang Indonesia di Lembang, Bandung Barat, Jumat 22 Desember 2017. Berdasarkan data dari Indonesian Property Watch, kenaikan harga tanah dan rumah di Surabaya menjadi yang tertinggi di seluruh Indonesia.
“Kenaikan harga rumah dan tanah tertinggi di Surabaya. Kenaikan harga rumah yang tertinggi kedua itu Bandung. Tapi untuk kenaikan harga tanahnya Bandung kalah oleh Palembang yang ada di posisi kedua,” kata Ketua PI Jawa Barat Firaldi Akbar Zulkarnain.
Menurut dia, kenaikan harga tanah di Bandung kalah dari palembang karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk karena tanah di Palembang sudah relatif susah. Sementara tanah di Bandung masih cukup tersedia di daerah selatan, seperti di Gedebage.
“Kalau di Bandung itu lebih stabil buat pengembang properti, tapi sekarang lebih mengarah ke selatan. Termasuk dengan memasuki daerah di Kabupaten Bandung. Kalau di utara, paling ke Bandung Barat, karena untuk di pusat Kota Bandung sudah enggak mungkin selain bangunan ke atas,” katanya.
Pada 2018, kata dia, PI Jabar menargetkan pembangunan perumahan minimal 3.500 unit, yang kebanyakan ialah perumahan murah. Pengembangan perumahan itu di antaranya berada di Bandung Barat, Kuningan, dan Cianjur.
“Angka itu bisa jadi lebih. Kenapa, karena satu developer saja bisa membangun 100 unit rumah. Kami juga punya tagline mengadakan perumahan satu hektare di satu kecamatan. Tapi, enggak berarti di satu kabupaten dibangun perumahan di seluruh kecamatan,” tuturnya.
Ketua Umum PI Hidayat Barkah mengatakan, pada tahun ini anggota-anggota PI telah membangun 18.043 unit rumah di seluruh Indonesia. Dia menganggap hal itu luar biasa, karena PI baru dibentuk pada tahun ini.
“Kalau dari sisi pasokan, itu sudah luar biasa. Terlebih, ada pengembang ada yang baru selesai membangun pada Maret 2018. Kalau angka itu ditambahkan, jumlahnya jadi 34.000 unit rumah,” katanya.
Tahun depan, imbuh dia, sebanyak 40.600 unit rumah bakal dibangun oleh anggota PI di seluruh Indonesia. “Dari pengembang yang sudah melaporkan, yang paling siap itu di Jabar. Kemudian ada juga di Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Tenggara,” tuturnya