Huawei Kembangkan Layanan Pemetaan, Kompetitor Google Maps?

Huawei Kembangkan Layanan Pemetaan, Kompetitor Google Maps?

Huawei tengah mengembangkan layanan pemetaan karyanya, dilaporkan akan menjadi kompetitor dari Google Maps meski tidak seperti yang diperkirakan oleh sebagian besar masyarakat.

Layanan ini diperkirakan akan ditujukan untuk pengembang software, artinya aplikasi yang menawarkan navigasi atau layanan transportasi online dapat menggunakan teknologi pemetaan yang direncanakan oleh Huawei, alih-alih membuat platform mereka sendiri.

Kepada China Daily, eksekutif Huawei mengungkap bahwa layanan pemetaan bertajuk Map Kit ini akan menawarkan sistem navigasi jalanan kepada pengembang yang dapat digunakan di aplikasi, serta cara untuk menampilkan kondisi lalu lintas secara langsung kepada pengguna. 

Eksekutif ini juga menyebut bahwa Map Kit akan mendukung pemetaan berteknologi Augmented Reality (AR), meski masih belum diketahui secara pasti maksud dari dukungan tersebut. The Verge memperkirakan hal ini serupa dengan teknologi navigasi pejalan kaki AR karya Google.

Laporan ini turut mengungkap sejumlah petunjuk terkait asal data yang akan digunakan Huawei pada sistem pemetaan ini. Map Kit akan terhubung dengan layanan pemetaan lokal.

Dan sumber yang dikutip menyebut bahwa Huawei akan bekerja sama dengan Yandex, raksasa layanan internet asal Rusia yang telah menyediakan peta dan menawarkan API layanan pemetaan.

Direktur jenderal asosiasi industri telekomunikasi juga menyatakan kepada China Daily bahwa Buawei telah memiliki stasiun basis telekomunikasi yang mampu menawarkan informasi pelengkap untuk data pemosisian satelit.

Huawei juga dikabarkan akan bekerja sama dengan Booking Holdings. Selain itu, Huawei juga disebut perlu berinvestasi dalam jumlah besar agar dapat berkompetisi di ranah layanan pemetaan yang dikenal masyarakat sangat sulit ini.

Hingga saat ini, hanya Google yang mampu bertahan di ranah pemetaan, sejak meluncurkan Google Maps pada tahun 2005 lalu dan menggelontorkan investasi dalam jumlah besar pada layanan ini, termasuk dengan mengakuisisi Waze pada tahun 2013 sebesar USD996 juta (Rp14,1 triliun).

Apple juga mencoba peruntungannya di ranah ini dengan menawarkan layanan peta karyanya sejak tahun 2012 lalu, namun mengalami permasalahan dan kemudian kesulitan dalam menyamai kesuksesan Google Maps.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.