Huawei Makin Seriusi Ranah IoT di Indonesia Tahun Depan
Huawei mengumumkan bahwa perangkat pendukung ekosistem dan ranah IoT menjadi fokusnya pada tahun 2020 mendatang. Hal ini sejalan dengan peredaran jaringan 5G yang kian meluas di seluruh dunia.
Fokus ini juga menjadi langkah awal Huawei dalam mempersiapkan diri menyambut kehadiran jaringan 5G di Indonesia, meski masih belum diketahui tanggal pastinya.
Sebab, perangkat terhubung atau Internet of Things (IoT) menjadi tren yang akan berlangsung lama karena dukungan jaringan 5G tersebut.
“Karena tren konektivitas, terutama berkat dukungan 5G, mendorong perangkat didukung sensor, saling terhubung dan lebih cerdas. Strategi Huawei di masa depan, kami ingin hadirkan perangkat yang berinteraksi langsung dengan manusia, dan terhubung dengan internet,” ujar Deputi Country Director Huawei CBG Indonesia Lo Khing Seng.
Khing Seng menjelaskan bahwa pada tahun 2020, langkah Huawei menyeriusi perangkat IoT di Indonesia akan dimulai dengan menghadirkan lebih banyak produk audio, yang telah dimulai pada tahun 2019 ini melalui peluncuran Huawei Freebuds 3 pada tanggal 26 November lalu.
Pada tahun 2020, Huawei mengaku akan memboyong perangkat audio Huawei Freelace, Huawei SoundStone, serta headphone dengan desain mengusung tali kepala atau headband. Selain itu, Huawei juga mempersiapkan kacamata cerdas hasil kolaborasinya dengan Gentle Monster.
Namun, Huawei menyebut kacamata cerdas ini belum akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. Huawei mengusung visi untuk mendampingi kehidupan manusia yang berjalan selaras dengan kemajuan teknologi.
Sehingga semua perangkat yang akan diboyongnya juga akan semakin cerdas, dan audio menjadi salah satu perangkat dengan tingkat penggunaan tinggi.
Kesiapannya dalam menyeriusi ranah IoT juga ditunjukan Huawei dengan pengembangan Harmony OS untuk mikrokernel sehingga dapat dimanfaatkan secara lebih luas.
Sementara itu, Khing Seng menegaskan bahwa peralihan fokusnya pada tahun 2020 mendatang tersebut bukan sebagai akibat tekanan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang berdampak pada bisnis smartphone Huawei.
Perubahan fokus ini, jelas Khing Seng, karena pada tahun mendatang, masyarakat akan lebih sering berinteraksi dengan perangkat terhubung atau IoT.