Iklan muncul di tengah video live Facebook
Setelah sukses menambahkan fitur live video, kini Facebook telah ramai diperbincangkan dengan isu bahwa Facebook akan meyisipkan iklan ditengah-tengah konten video live yang dibagi oleh para penggunanya. Kini kabar isu tersebut terjawab sudah konfirmasi melalui situs resmi media Facebook. Dalam hal ini Facebook berperan sebagai platform yang mengakomodir kebutuhan pengiklan untuk beriklan, sekaligus membantu para kreator video memonetisasi konten live nya.
Mekanisme kerja iklan ditengah-tengah video mirip dengan iklan komersil di televisi yang memberikan jeda ketika penonton menyaksikan suatu program. Menurut CEO Facebook, Mark Zuckerberg iklan ditengah video akan lebih efektif dibandingkan dengan iklan di awal video, yang selama ini umum digunakan di berbagai platform seperti Youtube.
Namun anggapan itu belum bisa diukur dengan angka impresi audiens yang gamblang. Yang jelas kemampuan penyisipan iklan pada video live di Facebook masih berbentuk beta dan baru bisa dimanfaatkan beberapa pengguna di Amerika Serikat. Kedepannya bakal ada syarat dan ketentuan dari konsep monetisasi itu. Diantaranya pendapatan iklan bakal dibagi dua yaitu 55 persen untuk kreator dan 45 persen untuk facebook sendiri.
Sistem iklan ini akan memunculkan kesempatan banyak penerbit untuk memonetisasi video Facebook mereka. Saat ini pengguna Facebook sudah menonton kurang-lebih 100 juta jam video per hari. Iklan juga baru bisa disisipkan pasca kreator live selama empat menit. Dari satu iklan ke iklan lainnya harus memiliki jarak durasi sekurang-kurangnya dua menit. Setiap iklanpun hanya memiliki batas durasi 20 detik saja. Tidak semua kreator akan diberikan kemampuan meyisipkan iklan pada kontennya, hanya kreator yang memiliki setidaknya 300 viewers secara konstan dan real-time yang bisa memonetisasi video live nya.
Sistem iklan sisipan yang digunakan Facebook ini menimbulkan kecurigaan pengguna berhenti menonton video ketika detik ke 21 datang dengan iklan, iklan dengan cara ini diduga lebih mengganggu dibandingkan iklan pr-roll ads yang digunakan oleh Youtube. Facebook sendiri belum mengumbar kapan cara monetisasi ini diekspansi kepengguna di negara lain, termasuk indonesia.
Sumber: Kompas