Kecerdasan Buatan Bisa Jadi Solusi di Tengah Bubble Startup
Beragam industri startup kini sedang ramai dibicarakan karena fenomena bubble yang terjadi akibat isu profitabilitas bisnis dan berbagai kerugian lainnya dari sisi operasional. Di tengah situasi sulit ini, banyak perusahaan yang harus mengelola kegiatan operasional secara efisien dan produktif demi meraih pertumbuhan bisnis.
Kata.ai, perusahaan teknologi yang berfokus pada pengembangan kecerdasan artifisial berbasis natural language processing dalam bentuk chatbot, memiliki pengalaman dalam membantu lebih dari 150 bisnis lewat teknologi chatbot.
Berdasarkan jumlah bisnis yang dibantu oleh Kata.ai, startup menempati posisi kedua terbesar sebagai industri yang intensif menggunakan chatbot dalam kegiatan operasionalnya.
“Perusahaan startup merupakan kategori pelanggan kedua terbesar kami setelah segmen enterprise, jumlahnya mencapai 18,4 persen dari total bisnis yang kami dukung,” kata Irzan Raditya, CEO & Co-Founder Kata.ai.
“Ragam startup ini juga bervariasi sangat banyak, mulai dari e-commerce, edutech, healthcare, dan fintech. Salah satu alasan banyak startup menggunakan chatbot berangkat dari kebutuhan mereka untuk bisa melakukan kegiatan operasional 24/7 dengan sumber daya serta investasi dana operasional yang lebih efisien,” tuturnya.
Bisnis startup identik membutuhkan strategi penetrasi pasar dengan bujet marketing yang tinggi dan tentunya memiliki dampak tertentu apabila tidak diiringi dengan akuisisi pasar yang efektif serta pertumbuhan bisnis yang eksponensial.
Teknologi memiliki peranan penting dalam menentukan bagaimana sebuah bisnis mampu bertumbuh dengan baik lewat dukungan teknologi efisien yang tepat guna.
Salah satu bentuk penerapan chatbot yang dikombinasikan dengan manusia adalah dengan memfokuskan fungsi chatbot untuk melayani konsumen secara 24/7. Dengan teknologi chatbot, konsumen mampu berkomunikasi secara langsung dengan sebuah bisnis secara real time dengan tingkat akurasi pengenalan bahasa yang tinggi.
Sedangkan dari sisi operasional, kehadiran manusia sebagai agen customer service dapat difokuskan kepada tingkat pekerjaan yang lebih sulit serta melibatkan sisi emosional terutama dalam kasus keluhan pelanggan.
Teknologi chatbot merupakan sebuah inovasi yang mampu berjalan berdampingan dengan manusia. Kecanggihan chatbot sendiri memberikan kesempatan bagi manusia untuk berfokus pada masalah yang belum bisa ditangani oleh chatbot sehingga penyusunan strategi operasional yang tepat mampu berorientasi ke arah bisnis yang semakin efisien serta produktif.
“Produk kami Kata Platform memiliki tingkat akurasi tinggi untuk mengenali bahasa Indonesia secara cepat dengan tingkat akurasi ketepatan mencapai 87 persen. Bahasa Indonesia sendiri memiliki tantangan sendiri karena begitu banyak istilah serta slang yang berkembang di berbagai kalangan usia. Selain itu dengan menerapkan chatbot pada bisnis, riset internal kami membuktikan bisnis mampu menghemat biaya operasional sampai 70 persen,” ujar Irzan.