Kominfo Minta Masyarakat Cerdas Gunakan Internet
Kementerian Komunikasi dan Informatika meminta masyarakat cerdas menggunakan internet. Sebab, berselancar di dunia maya akan meninggalkan jejak digital yang dapat dimanfaatkan pelaku kejahatan.
Hal tersebut terungkap dalam webinar yang bertema ‘Jangan Menyesal, Jaga Jejak Digital’ yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Relawan Mafindo Safira Azmy Rifzikka mengingatkan pentingnya menjaga rekam jejak digital. Pasalnya, jejak digital membentuk dan mengabadikan gambaran tentang siapa kita di dunia digital, yang bisa jadi lebih detail dari yang kita bayangkan.
“Apapun yang kita lakukan saat berselancar di dunia digital, penting bagi kita untuk mengetahui jenis jejak yang ditinggalkan dan dampaknya di kemudian hari,” kata Safira
Ragam bentuk jejak digital, imbuh Azmy, terdiri dari jejak aktif dan jejak pasif. Jejak digital aktif adalah data yang sengaja kita kirimkan ke internet atau dalam platform digital. Contohnya seperti mengirim e-mail, mengirim unggahan di media sosial, atau saat mengisi formulir dokumen daring. Sementara jejak digital pasif adalah data yang kita tinggalkan saat berselancar tanpa disadari.
“Contoh jejak digital pasif adalah mencari tahu profil pelanggan, target iklan, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Meski demikian, menurut Azmy, jejak digital memiliki dua dampak, baik negatif atau positif. Dampak negatif adalah jejak digital bisa dimanfaatkan pelaku kejahatan siber dengan mencuri informasi sensitif atau data pribadi yang tertinggal.
Sementara manfaat positif jejak digital bisa dijadikan sarana bukti bagi aparat penegak hukum dalam menuntaskan sebuah kasus hukum atau kriminal.
CEO Ate Fulawan Production Bayu Satria mengingatkan agar setiap individu berhati-hati mengirim unggahan di media sosial.
Menurut dia, patut disadari bahwa berinteraksi dengan manusia nyata lewat jaringan internet tak sekadar dengan deretan angka maupun huruf di layar, namun dengan karakter manusia yang sesungguhnya.
“Internet adalah anugerah, namun bisa menjadi bencana tatkala teknologi hanya bisa mengendalikan kita, manusia, tanpa jiwa-jiwa yang beretika,” tuturnya.
Agar aman saat beraktivitas di dunia digital, Dosen Kewirausahaan STT Nurul Fikri Depok Wulan Fitriani menyarankan menjaga data pribadi dengan tidak membagikan kepada siapapun, termasuk di media sosial.
Lalu, sebaiknya tidak merespons panggilan telepon atau pesan yang berujung meminta data pribadi, maupun PIN dan kata sandi. Selalu waspada agar tak sembarangan meng-klik tautan mencurigakan.
“Selain itu, agar akun pribadi di media sosial, e-mail, maupun perangkat digital yang digunakan, terapkan kata sandi yang kuat berupa kombinasi angka dan huruf. Jangan menggunakan kata sandi yang sama untuk semua akun dan rajinlah mengganti kata sandi secara berkala,” ucap Wulan.
Program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Program ini tidak hanya bertujuan menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.