Kominfo Tanggapi Serangan Siber Ransomware Bank Indonesia

Kominfo Tanggapi Serangan Siber Ransomware Bank Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Bank Indonesia dengan berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait serangan siber ransomware yang dialaminya.

“Kementerian Kominfo mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan upaya verifikasi, pemulihan, audit, dan mitigasi sistem elektronik BI,” ujar Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi.

Sementara itu, Kominfo mendorong Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang mengalami gangguan keamanan pada sistem elektroniknya untuk melakukan koordinasi dengan BSSN sebagai lembaga berwenang untuk merekomendasikan implementasi teknik keamanan siber.

Selain itu, koordinasi dengan BSSN juga bertujuan untuk membantu dalam penerapan ketentuan teknis siber serta kewenangan terkait lain yang diatur oleh peraturan perundang-undangan.

Kominfo juga menegaskan akan terus melakukan pengawasan komitmen dan keseriusan PSE sesuai amanat perundang-undangan dalam melindungi data pribadi yang dikelola, dengan memperhatikan kelayakan dan keandalan sistem pemprosesan data pribadi, baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa pihaknya menjadi sasaran serangan siber ransomware yang terjadi pada bulan lalu. Namun BI memastikan bahwa serangan tersebut tidak mengganggu layanan publik instansinya.

Serangan ransomware terhadap BI ini diduga dilakukan oleh kelompok peretas bernama Conti Ransomware Gang. Kabar insiden tersebut pertama kali diungkap oleh platform intelijen dan investigasi dark web bernama Dark Tracer melalui Twitter.

Dark Tracer menyampaikan peringatan bahwa Bank Indonesia telah masuk ke dalam daftar korban kelompok peretas tersebut. Dark Tracer turut mencantumkan sebuah foto memperlihatkan data berisi 838 file berukuran 487,09 MB.

Sementara itu, pakar keamanan siber dari lembaga riset nonprofit CISSReC, Pratama Persadha, memastikan bahwa informasi yang diunggah oleh Dark Tracer adalah informasi milik Bank Indonesia.

Pratama menjelaskan bahwa terdapat sekitar 16 komputer milik Bank Indonesia yang sudah terkena ransomware. Informasi tersebut, menurut Pratama, diperoleh berdasarkan laporan yang ia terima dari pihak BSSN.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.