Miliarder Wanita dari Asia Tenggara
Asia Tenggara ternyata ada wanita yang masuk daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes yang dirilis baru-baru ini. Wanita itu adalah Nguyen Thi Phuong Tao, 46 tahun, CEO dan pendiri maskapai penerbangan murah Vietnam VietJet. Mengutip Forbes, kekayaan Nguyen diestimasikan mencapai 1,8 miliar dollar AS. Lalu, bagaimana jatuh bangun Nguyen merintis VietJet dari nol hingga kini meraup kesuksesan dan kekayaan? Nguyen meluncurkan VietJet, maskapai penerbangan murah pertama di Vietnam pada Desember 2011. Saat itu, ia bersumpah bahwa ia akan mendisrupsi industri penerbangan Vietnam yang kala itu didominasi maskapai penerbangan nasional milik negara.
VietJet mengoperasikan lebih dari 40 persen penerbangan di Vietnam dan memperoleh pendapatan mencapai 1,2 miliar dollar AS. Pada Februari 2017 lalu, VietJet juga melantai di bursa saham Vietnam. Kesuksesan VietJet membawa Nguyen menjadi satu-satunya miliarder wanita di Asia Tenggara. Tak hanya itu, Nguyen juga merupakan satu dari dua orang terkaya di Vietnam. Nguyen pun merupakan satu dari 56 orang wanita yang masuk dalam daftar 2017 Forbes World’s Billionaires yang merintis kekayaannya hingga menjadi miliarder. Separuh dari 56 orang itu berasal dari Asia.
Setelah belajar ekonomi dan keuangan di Uni Soviet (kini Rusia) pada era 1980-an, Nguyen memulai bisnis perdagangan komoditas di Eropa Timur dan Asia. 10 tahun lalu, Nguyen kembali ke Vietnam dan mulai berinvestasi di perbankan sebelum berpindah ke sektor properti berupa real estate di Ho Chi Minh City dan resor di Vietnam tengah.
Nguyen memperoleh ide untuk mendirikan maskapai berbiaya rendah di Vietnam ketika dirinya masih menjadi trader. Ia memprediksi, permintaan perjalanan udara di tanah kelahirannya akan meningkat. “Saya selalu memiliki tujuan besar dan menciptakan kerja sama besar. Saya tidak pernah melakukan sesuatu dalam skala kecil. Ketika orang-orang berdagang satu kontainer barang, saya sudah ratusan kontainer.
Nguyen kemudian mempelajari model bisnis yang dilakukan maskapai berbiaya rendah lainnya, seperti Southwest, Ryan Air, dan AirAsia. Ia memperoleh lisensi untuk memulai VietJet pada tahun 2007, namun tingginya harga minyak membuat peluncuran maskapai itu harus ditunda. Tahun 2010, ia sempat meneken kerja sama patungan dengan AirAsia, namun gagal. Akhirnya, setahun kemudian Nguyen memutuskan untuk mendirikan maskapai penerbangannya sendiri.
Awalnya, VietJet menarik perhatian publik lantaran para pramugarinya mengenakan bikini sebagai ajang promosi. Namun, maskapai itu kini berkembang pesat. Dalam dua tahun, VietJet sudah meraup laba dan kini melayani 300 penerbangan per hari, termasuk di dalamnya adalah 63 rute domestik dan beberapa rute internasional. VietJet mengoperasikan 45 unit armada pesawat dan telah menerbangkan lebih dari 35 juta penumpang. Baru-baru ini, VietJet memesan lebih dari 200 unit pesawat kepada Airbus dan Boeing dengan nilai transaksi hampir 23 miliar dollar AS.
Sumber : Kompas