Modus Penipuan Baru Ancam Akun Google AdSense

Modus Penipuan Baru Ancam Akun Google AdSense

Modus penipuan email baru mengancam pemilik situs dengan serbuan lalu lintas dari bot hingga akun Google AdSense ditangguhkan. Dengan mengarahkan lalu lintas bot bervolume besar penipu dapat memicu fitur perlindungan anti-penipuan otomatis Google.

Fitur ini dilaporkan Kerbs on Security, berkemampuan menandai lalu lintas yang tampak seperti alat klik atau sumber lalu lintas otomatis. Selain itu, modus penipuan ini juga menyerupai upaya penerbit iklan yang dengan sengaja berupaya meningkatkan impresi dengan mengklik iklan.

Dalam kebijakan Google, tindakan tersebut dapat mengakibatkan iklan dibatasi hingga permasalahan diselesaikan, artinya iklan hanya akan diklik beberapa kali atau tidak sama sekali sehingga pengiklan akan memperoleh lebih sedikit penghasilan.

Pada modus terbaru ini, penipu mengancam akan melepaskan bot ke iklan penerbit jika tidak mengirimkan pembayaran berupa bitcoin sebesar USD5.000 (Rp68,5 juta). Sehingga dengan meningkatkan lalu lintas ke iklan sementara waktu, modus penipuan ini berpotensi untuk membunuh kinerja iklan di masa depan.

Pada bulan Agustus lalu, Google mengumumkan bahwa dalam upaya melindungi kualitas jaringan iklannya, raksasa teknologi ini meningkatkan sistem pertahanan di bidang identifikasi lalu lintas tidak valid. Langkah-langkahnya dapat termasuk membatasi iklan agar tidak ditayangkan saat aktivitas otomatis teridentifikasi.

Dalam tanggapannya terhadap penipuan email terbaru kepada Kerbs, Google memperkirakan modus ini sebagai ancaman sabotase yang dinilainya sangat jarang dipraktekan. Google juga menyebut bahwa perusahaannya memiliki sistem perlindungan yang dibangun pada mekanisme penegak guna mencegah skema ini berhasil dilakukan.

Google juga mengimbau penerbit AdSense untuk menghubungi mereka jika menemukan klik iklan tidak valid, serta menghubungi pusat bantuannya jika merasa telah menjadi korban dari sabotase modus penipuan ini atau modus serupa.

Sebelumnya, Google Play Store kembali menghapus ToTok setelah sempat menghapus aplikasi yang dilaporkan digunakan sebagai alat mata-mata oleh Uni Emirat Arab (UAE) ini bulan Desember lalu. Penerbit New York Times telah melakukan investigasi pada tahun 2019 lalu, menyoal hubungan dekat antara pengembang ToTok dengan badan intelijen UAE.

ToTok dikabarkan digunakan oleh UAE untuk melacak setiap percakapan, pergerakan, hubungan, perjanjian, suara, dan gambar dari penggunanya. Pendekatan ini menyuguhkan pemerintah bentuk langsung dari aktivitas mata-mata yang tidak membutuhkan proses kompromi dari akun atau perangkat pengguna.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.