Mozilla: Ada Ancaman Privasi Data yang Jarang Disadari Pengguna
Mozilla mengimbau pengguna agar menyadari realitas yang terjadi di Internet dan waspada terhadap bahaya dari Surveillance Economy. Hal ini didorong oleh temuan Digital Forensic Indonesia (DFI) menyoal keamanan data pribadi konsumen.
DFI mengumumkan bahwa sebanyak 13 juta data pribadi pengguna internet di Indonesia telah dijual seharga Rp20 juta kepada sejumlah pihak tidak bertanggung jawab. Hal ini menyebabkan kondisi darurat bagi perlindungan privasi dan data pribadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang akan menerapkan Regulasi Umum bagi Perlindungan Data (GDPR).
“Dikarenakan mayoritas perusahaan-perusahaan besar memperlakukan pengguna sebagai bahan baku gratis untuk memprediksi tren komersial dan memanipulasi perilaku secara tersembunyi, kita sedang menghadapi ancaman besar terhadap hak-hak dasar manusia,” ujar Vice President & General Manager of Emerging Markets Mozilla Stan Leong.
Dalam upayanya memahami aspek Surveillance Economy, Mozilla menerima komentar dan gagasan yang disampaikan oleh karyawan dan anggota komunitas melalui lokakarya bagi pegawai dan MozFest 2019 di London.
Melalui diskusi, penelitian dan lokakarya tersebut, Mozilla mengangkat tiga masalah terbesar sebagai pokok utama dari Surveillance Economy. Ketiga masalah tersebut adalah tereksposnya data, tersingkirnya kepentingan pengguna, dan tereksploitasinya pengguna.
Mozilla menjelaskan secara lebih lanjut bahwa tereksposnya data adalah orang yang secara tidak sadar akan dibebankan oleh ketidakamanan privasi. Sedangkan tersingkirnya kepentingan pengguna adalah berbagai perusahaan besar akan berlomba menimbun data dan berkompetisi secara diam-diam demi keuntungan pribadi, dan tereksploitasinya pengguna yaitu bahwa perusahaan tersebut tidak mengawasi cara data konsumen digunakan.
Untuk memerangi ketidakseimbangan hak dalam Surveillance Economy, Mozilla menyajikan tiga usaha untuk mengubah sistem ini. Ketiga usaha tersebut termasuk memperkuat kesadaran dan identitas, pengalihan data, dan Mozilla sebagai layanan.
Dalam memperkuat kesadaran dan identitas, masyarakat disarankan untuk mengubah konsep persetujuan dari kendali privasi menjadi kekuasaan atas identitas, sedangkan pengalihan data akan menghadirkan nilai baru, transparansi dan kekuatan bagi pengguna melalui kendali dan kepemilikan data.