MUI Mencabut Wacana PUBG Haram
Setelah heboh wacana penetapan fatwa haram bagi game PUBG oleh Majelis Ulama Indonesia, kini keputusan akhir telah diberikan yang didapat dari FGD.
Karena, baru saja MUI menyatakan game PUBG tidak haram untuk umat Islam. Dari pernyataan ini juga muncul pertanyaan kenapa tidak jadi diharamkan.
Polemik soal penerapan fatwa haram ini berjalan sejak terjadinya penembakan terhadap puluhan jemaah di dua masjid Selandia Baru.
Aksi penembakan ini dibagikan dalam bentuk video ke media sosial dan dikatakan sudut pandang serta senjata yang digunakan mirip dari game PUBG.
Kasus ini pun ditanggapi oleh MUI Jawab Barat dan berencana untuk mengkaji game PUBG sebelum menetapkan fatwa haram.
MUI Pusat pun ikut melakukan mengkaji game ini, lalu melakukan rapat bersama. Rapat ini dihadiri oleh MUI, Kominfo, KPAI, dan asosiasi e-Sport membahas pendapat MUI tentang PUBG.
Rapat bersama ini berbentuk forum group discussion atau FGD. Dikutip dari Kumparan, rapat ini tak menghasilkan keputusan fatwa melainkan beberapa rekomendasi dari MUI.
Game sebagai produk budaya ini memiliki sisi negatif dan juga sisi positif, untuk itu, peserta FGD memiliki kesamaan pandangan, untuk mengoptimalkan sisi positif game dan salah satu ikhtiar itu adalah mengkanalisasi melalui e-sport, untuk mengoptimalkan nilai kemanfaatan, memberikan aturan-aturan yang asalnya tanpa aturan, kemudian meminimalisir dampak negatif - Niam, Sekretaris Komisi Fatwa MUI.
Rekomendasi yang diberikan pun membahas tentang pembatasan usia, konten, waktu, serta dampak bermain.
Terlepas dari keputusan MUI tentang wacana fatwa haram terhadap PUBG, game ini sendiri tak dapat dibuktikan mempengaruhi sesorang atas tindak kekerasan.
Terkait dengan kasus penembakan di Selandia Baru, tidak dapat secara gamblang disangkut-pautkan dengan PUBG. Karena banyak game lain yang juga memiliki kemiripan tapi tak dikaji oleh MUI seperti Free Fire, COD, CSGO, dan lainnya.
Berikut berbagai alasan dan penjelasan mengapa game PUBG tak termasuk dalam kategori haram :
1. PUBG Sudah Menjadi Olahraga E-Sport Dunia
PUBG merupakan salah satu game E-Sport profesional ternama, terlihat dari masuknya PUBG ke dalam turnamen pada IEM dan ESL.
Game E-Sport seperti ini selayaknya menjadi sebuah olahraga yang didukung, bukan malah dilarang. Dampak negatif PUBG pun berpengaruh terhadap pribadi.
Mencegah dampak negatif apapun yang terjadi pada PUBG dimulai dari diri sendiri.
2. Kendalikan Diri Sendiri, Bukan Mengharamkan Game
PUBG tidak pernah memaksa orang untuk main dan menjadi kecanduan, hingga akhirnya berdamapak buruk bagi pribadi seseorang.
Diri sendiri lah yang dapat mengetahui keburukan apa yang didapat dari bermain game, jika memang PUBG menjadikan kamu menjadi keras maka artinya kamu harus menjauh.
Pengendalian diri sangat dibutuhkan, bukan game PUBG yang harusnya dilarang.
3. Banyak Game Lain yang Serupa
Oke, anggap saja PUBG mempengaruhi sifat seseorang sehingga dapat mempengaruhinya untuk melakukan kekerasan.
Namun, banyak game lain yang serupa dengan tingkat kekerasan lebih dari PUBG. Contohnya, Counter-Strike dan Point Blank.
Kedua game ini tidak ikut diangkat ke dalam fatwa haram, padahal memiliki sudut pandang dan senjata yang juga sama-sama serupa.
4. Lingkungan adalah Faktor Utama Kekerasan
Dikutip dari Detik, lingkungan adalah faktor utama seseorang dapat melakukan kekerasan, bukan game.
Berasal dari riset Christopher J. Ferguson dan Whitney DeCamp yang melibatkan ribuan anak SMP untuk menguji faktor yang menyebabkan kekerasan.
Hasilnya bukanlah kekerasan dalam game yang membuat seseorang menjadi kasar, tapi lingkungan dan keluarga yang membentuk sifat kasar pada seseorang.
Hal ini berkaitan juga dengan poin kedua, diri sendiri lah yang harus diperbaiki agar dapat terhindar dari sifat keras terhadap orang lain. [dEe]