Mulai Saat ini Google Persulit Aplikasi dan Situs Koleksi Data Pengguna
Google akan memperketat perlindungan data pengguna lewat fitur Safe Browsing. Fitur ini akan melindungi pengguna jika ada aplikasi atau situs yang ingin mengambil data pengguna tanpa izin. Safe Browsing akan memberikan notifikasi di gawai pengguna jika situs maupun aplikasi yang diakses berusaha mengambil data personal tanpa izin.
Aturan ini akan diterapkan pada peramban Google Chrome dan pada aplikasi yang ada di Play Store, seperti tertulis dalam blog Google, pekan lalu (1/12). Ini merupakan bagian dari pembaruan peraturan Google mengenai software yang tak diinginkan (Unwanted Software Policy), seperti yang disebutkan UberGizmo.
Dampak yang mungkin paling terlihat akibat aturan baru ini adalah tak ada lagi iklan yang muncul melalui layar kunci (lockscreen). Iklan semacam itu hanya diperbolehkan untuk aplikasi yang dibuat untuk punya fungsi saat layar terkunci
Lewat kebijakan baru ini, aplikasi yang mengoleksi data pengguna diharuskan menjelaskan hal itu di aturan data pribadi di aplikasi mereka. Data pribadi ini misalnya nomor telepon, alamat email, atau data yang diperoleh dari perangkat.
Selain harus membuat kebijakan privasinya sendiri, aplikasi juga harus menjelaskan bagaimana data personal pengguna akan digunakan.
Google juga mengharuskan pemilik layanan meminta persetujuan pengguna jika data personal yang diambil hendak digunakan untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan fungsi aplikasi.
Bagi para pengembang aplikasi, ada baiknya memerhatikan aturan-aturan ini di Unwanted Software Help Center. Pengembang juga dapat meminta review untuk aplikasinya menggunakan App verification and appeals. Sementara bagi para webmaster, bisa mengamati aturan ini di layananan Search Console