Netizen Sentimen Ridwan Kamil Pilih Nasdem Jadi Kendaraan Politik
Pidato Ridwan Kamil yang bergelora saat deklarasi menjadi Calon Gubernur Jawa Barat periode 2018-2032 turut bergaung di media sosial. Banyak netizen yang menanggapi pencalonan Ridwan Kamil tersebut, dan sentimennya cenderung negatif. Sebenarnya, Ridwan Kamil sendiri tidak secara vulgar memperlihatkan langkah politik yang diambilnya itu di media sosial. Minggu, 19 Maret 2017, pascadeklarasi dua postingan awal bahkan tidak menyinggung politik sama sekali. Baru di pukul 20.00, ia mulai menjelaskan langkah politik yang diambilnya.
Foto pertama yang diunggahnya melalui Instagram adalah Macan Tawa Koramil Cisewu, maung yang pernah viral di media sosial. Di akun instagramnya, Ridwan Kamil mengunggah hasil editan dari @dimaspermana. Dalam gambar itu, Kang Emil yang hendak naik sepeda, seperti ketakutan oleh macan Cisewu. Di bawahnya, editan seolah menggambarkan Pangeran Emil sedang menunggangi macan Cisewu. Di unggahan tersebut, Emil menyertakan tanda tanya dalam captionnya. “Banyak yang ngedit beginian, apa maksud?”. Foto itu pun ditanggapi beragam. Jumlah yang menyukai foto itu mencapai 145.000. Namun, dalam unggahan yang lucu itu, di antara sekitar 4.600 komentar, terjadi perdebatan di antara netizen terkait pencalonan Ridwan Kamil yang diusung Partai Nasdem.
Ditelusuri, banyak pula netizen yang lebih menyarankan Ridwan Kamil maju menjadi Calon Gubernur dari jalur independen. Kebanyakan komentar tersebut berdasarkan pengalaman dan citra buruk terhadap partai politik, mulai dari isu ketidak-adilan hingga relasi agama dan partai politik. Bahkan, akun @nonihakim18 menceritakan bahwa ayahnya sangat kecewa dan tidak ingin lagi mendukung Ridwan Kamil jika diusung NasDem dan PDIP. Namun, tak hanya yang menolak dan memberi saran, dukungan pun masih tetap hadir.
Unggahan ke dua dari Emil tetap tidak merespons pencalonannya. Di foto ke dua, Ridwan Kamil mengunggah kemesraan bersama istrinya di ilalang tinggi (semak-semak) sebuah bangunanUnggahan foto tersebut disertai tulisan, “@ridwankamil “Pusing fulitik, sejenak merawat kemesraan pasangan dengan Memotret. Ekspektasi: suasana prairy di New Zealand. Realita: kukurusukan di gudang Cigadung. *Momen ini disponsori oleh obat nyamuk”
Secara langsung, kalimat itu menyebutkan bahwa Ridwan Kamil sendiri tengah pusing dengan urusan fulitik (politik). Secara kontekstual politik yang dimaksud tentu adalah pencalonan dirinya menjadi Pilgub yang diusung NasDem, karena peristiwa politik itulah yang dilakoni Kang Emil hari ini dan disorot banyak pihak. Kalimat ini menjadi tanya, mengapa Ridwan Kamil pusing?
Namun, akhirnya Ridwan Kamil menanggapi pencalonannya melalui NasDem tersebut. Setelah terus adanya komentar-komentar yang tetap bermunculan di unggahannya, Ridwan Kamil mencoba menjelaskannya. Ia menjelaskan langkah memilih partai yang diambilnya sudah menggunakan hitungan matematis. Unggahan itu pun seolah menjawab keraguan yang bermunculan di tengah netizen. Berbeda dengan keterangan dengan kalimat pendek dan lucu di dua unggahan sebelumnya, kali ini Kang Emil menjelaskannya dengan cukup panjang. Ia menulis, “Anak-anak muda, mari kita bicara pendidikan politik praktis ya. Tolong jawab, kenapa bisa di pilkada se-Indonesia 2017 ini, ternyata partai-partai yang berseteru di Jakarta malah temenan di daerah-daerah lain.
Ternyata banyak calon yang diusung PKS koalisi dgn PDIP dan menang 70%. PKS dengan NasDem menang 68%. Gerindra dengan Nasdem 72%. Kan di Jakarta mereka berlawanan. Kan katanya partai ini begitu, beda ideologi dari partai yang itu mah begini. Jawabannya karena mereka sudah move on. Beda daerah beda isu dan kepentingan. Sudah tidak baper dengan isu Pilkada Jakarta. Isu Jakarta hanya untuk warga Jakarta. Politik adalah pilihan pribadi. Silakan senang. Silakan marah. Ada pemilih emosional. Ada pemilih rasional. Bebas. punya jawaban yang ilmiah? Lieur nya. (Data dari INSTRAT)”. Begitulah penjelasan dari Wali Kota Bandung ini. Dalam kalimatnya itu, Ridwan Kamil menganggap netizen masih terjebak dalam kondisi perpolitikan di Jakarta yang memang lebih banyak diberitakan oleh media massa. Dia seolah ingin menjelaskan bahwa kondisi Jawa Barat dan Jakarta itu berbeda, dan langkahnya adalah langkah tepat untuk Jawa Barat.
Namun, komentar negatif dan kekecewaan netizen terhadap pilihannya bersama NasDem tetap muncul. Misalkan dari akun @vanypebryani yang menulis, “jangan nasdem pak.. InsyaAllah bakal banyak yang kecewa dan berpaling. Ikuti kata hati Bapak. Salah melangkah pertama, salah fatal kedapnnya. Semoga selalu dlm lindungan Allah SWT, Pak @ridwankamil.” Atau komentar dari @ipansahtedja yang mengenang masa lalu. Ia menulis “masih keinget waktu mau jadi balon (bakal calon) gubernur DKI tanya ke masyarakat dulu. Sekarang belum sempet kayaknya nih tentang partai yang diusung.
Sumber : PikiranRakyat