Panggil Facebook, Bank Indonesia Pelajari Libra
Bank Indonesia (BI) menyatakan telah memanggil Facebook untuk mempelajari lebih lanjut rencana Facebook mengeluarkan mata uang global (global currency), Libra.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Erwin Haryono mengatakan beberapa pekan lalu BI memang telah memanggil pihak Facebook. BI meminta penjelasan mengenai rencana, dampak positif dan negatif dari penerbitan Libra tersebut.
“Minggu yang lalu kita panggil dari Singapura, kemarin kita panggil dari headquartersnya dari Amerika. Mereka bilang mereka mau menerbitkan global currency,” kata Erwin saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2019.
Menurut BI, pengembangan teknologi Libra sangat bagus karena menggunakan blockchain sehingga mudah memindahkan uang dengan aman seperti mengirim teks melalui pesan aplikasi WhatsApp.
Namun karena keberadaan Libra dinilai akan menimbulkan disrupsi yang besar dan berpotensi menyalahi Undang-Undang mengenai mata uang maka BI belum bisa memberikan sikap terhadap Libra.
“Jadi selama uu itu masih ada, ya tidak ada pilihan untuk Libra kalau kita bicara dari sudut pandang hukum,” ucapnya.
Erwin menegaskan, setelah pertemuan dengan Facebook, BI tengah mempelajari Libra. Sebab, Libra tidak hanya memberikan manfaat tetap ita juga memberi risiko baru dalam hal transaksi dan peredaran uang.
“Nah ini yang sedang kami dalami. Manfaatnya jelas tadi itu dia memberikan payment sistem yang efisien. Tapi risikonya itu juga pasti besar,” ujar dia
“Apabila semua orang menggunakan libra dan digunakan untuk transaksi, siapa yang akan menggunakan financial system di Indonesia? Lalu siapa yang mengawasi libra, apa dampaknya kepada kestabilan ekonomi indonesia, apa dampaknya kepada stabilitas sistem keuangan,” tutur dia.
Oleh karena itu, BI baru akan mengeluarkan sikap terhadap Libra setelah mata uang tersebut resmi diluncurkan.
“Pada saatnya nanti kami akan keluarkan stance, paling tidak saat mereka meluncurkan. Sekarang masih dalam tahap pendalaman,” tukas dia. [dEe]