Pendiri Huawei Bicara Tentang Blacklist

Pendiri Huawei Bicara Tentang Blacklist

Pendiri sekaligus Kepala Eksekutif Huawei Technologies Ren Zhengfei mengecam keputusan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memasukkan perusahaannya ke dalam daftar hitam perdagangan AS dan bersikeras mendorong Huawei untuk tidak melakukan sesuatu yang ilegal.

“Kami belum melakukan apa pun yang melanggar hukum,” kata Zhengfei kepada para jurnalis di Jepang saat berbicara di kantor pusat Huawei, di Henzhen, Sabtu (18/5).

Ren mengindikasikan bahwa perusahaannya akan terus mengembangkan chip sendiri untuk mengurangi dampak larangan terhadap produksi cip di AS. Selain itu, Huawei akan ‘baik-baik saja’ jika perusahaan chip seperti Qualcomm tidak akan menjual chip mereka ke Huawei.

Anak perusahaan Huawei, HiSilicon Technologies yang merancang chip prosesor inti mengatakan bahwa perusahaannya telah mempersiapkan rencana untuk menghadapi masalah itu.

“Kami benar-benar telah meramalkan hari ini selama bertahun-tahun dan kami memang memiliki rencana cadangan,” kata Presiden HiSilicon Technologies, Teresa He Tingbo.

Lebih lanjut Zhengfei mengatakan secara tegas bahwa ia tidak akan mengubah manajemen Huawei sesuai dengan permintaan pemerintah AS. Selain itu, ia menyatakan dampak larangan AS terhadap bisnis perusahaannya akan terbatas dan Zhengfei fokus kepada prospek jangka panjangnya.

“Pemerintah AS mengharapkan pertumbuhan Huawei dapat melambat namun hanya sedikit,” jelasnya.

Awal perseteruan antara pemerintah AS dengan perusahaan teknologi raksasa asal China itu berawal saat Jaksa Penuntut Amerika membuat surat dakwaan yang menuduh Huawei melakukan penipuan bank untuk mendapatkan barang dan jasa AS yang diembargo di Iran bulan Januari lalu, seperti yang dilansir Reuters.

Perseteruan makin melebar saat putri Zhengfei, Meng Wanzhou yang juga menjabat sebagi Kepala Keuangan Huawei ditangkap di Kanada pada Desember 2018 silam. Zhengfei menilai bahwa penangkapan putrinya itu dilandasi oleh motivasi politik.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump telah resmi memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perdagangan negaranya. Pihaknya segera memberlakukan pembatasan yang akan menyulitkan perusahaan yang ingin melakukan bisnis dengan rekan-rekan AS.

Saat ini Alphabet Inc, induk perusahaan dari Google secara terang-terangan menyatakan pihaknya telah menangguhkan bisnis dengan Huawei yang membutuhkan transfer perangkat keras, perangkat lunak dan layanan teknis lainnya.

Langkah ini dapat membuat bisnis ponsel pintar Huawei ‘pincang’ di luar China karena raksasa teknologi itu akan segera kehilangan akses ke pembaruan sistem operasi Google Android. Ponsel Huawei versi Android berikutnya juga akan kehilangan akses ke layanan populer termasuk Google Play Store, Gmail dan Youtube, seperti dilansir Reuters. [dEe]

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.