Pengelolaan Data di Indonesia Masih Buruk

Pengelolaan Data di Indonesia Masih Buruk

Pengelolaan Data di Indonesia Masih Buruk. Presiden Direktur baru Teradata Indonesia, mengatakan banyak negara besar di dunia termasuk Indonesia memiliki pengelolaan data yang masih buruk. Tata kelola data yang tidak baik ini menurut Erwin membuat data terduplikasi. Duplikasi data ini menyebabkan kualitas data buruk dan tidak bisa diandalkan untuk pembuatan keputusan dalam perusahaan.

“Data duplikasi, data quality. Tantangan ini bukan hanya ada di Indonesia tetapi hampir di semua negara. Bedanya kalau di Indonesia kualitas data itu tidak terlalu dipikirkan, nggak ada data governance nya kecuali dia dipaksa.

Menurut Erwin, industri yang memiliki data paling terstruktur hanyalah bank. Sebab, bank dipaksa oleh pemerintah untuk memiliki tata kelola data yang baik.

“Industri yang punya data paling terstruktur itu banking karena pemerintah memaksa mereka untuk begitu. Industri retail misalnya punya banyak sekali data tetapi masih banyak yang tidak terkelola dengan baik.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Indonesia belum terlambat untuk memiliki tata kelola yang baik soal data. Dengan begitu, analisis data akan menjadi lebih mudah. Apalagi di masa depan, dunia akan marak menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang bekerja berbasiskan data.

“Kita tidak terlambat sih kalau dibandingkan negara lain karena ya memang data baru diperbincangkan 1-2 tahun belakangan. Tapi kami sebagai perusahaan yang berkembang di bidang ini selama 40 tahun mengira bahwa jika data ini tertata dengan lebih baik maka akan lebih sedikit masalah,” ungkapnya.

Sementara itu, Indonesia merupakan pasar penting bagi Teradata yang beroperasi di 77 negara di dunia. Tahun ini, perusahaan akan beralih ke strategi layanan berlangganan produk dibanding penjualan.

“Indonesia adalah pasar penting bagi Teradata, dan kami memiliki beberapa pelanggan di sektor telekomunikasi dan perbankan. Namun di tahun 2018 ini kami mengusung strategi berbeda,” ujar Erwin.

Tahun ini Teradata akan fokus pada layanan on-premises yang menawarkan opsi untuk menyewa ruang di data center. Opsi sewa tersebut dinilai Erwin menjadi solusi terbaik untuk pelanggan yang memiliki keterbatasan tak memiliki data Center di Indonesia.

Seperti diketahui, Kemenkominfo berencana mewajibkan perusahaan pengelola jenis data strategis untuk menaruh datanya di dalam negeri.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.